20 | GCF kafe

1.7K 219 71
                                    

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul enam pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul enam pagi. Saatnya Jimin bangun dan kembali berkutat dengan dapur— menyiapkan segala kebutuhan untuk pemilik apartemen, Jeon Jungkook.

Namun sebelum keluar dari kamar, lelaki cantik itu menyempatkan diri lebih dulu memposting sebuah foto di instagram. Sudah lama sekali ia tidak bermain dengan dunia virtual seperti dulu— dan ini kali pertama untuk Jimin kembali membuka instagram setelah sekian lama. Entahlah. Jimin hanya rindu masa-masa itu. Masa dimana ia bebas menggunakan instagram sesuka hatinya tanpa merasa ada perasaan yang perlu ia jaga.

“Selamat pagi dunia yang kejam, aku mohon jangan membuatku sedih hari ini ya, aku lelah menangisi orang yang tidak pantas ditangisi.”

Gumam Jimin, lalu segera bangkit dari ranjang kemudian segera mandi. Setidaknya ia harus mandi lebih dulu sebelum menyiapkan sarapan untuk Jungkook.

Jimin melesat ke kamar mandi, kemudian mandi sebelum terlambat menemui Seokjin di GCF kafe.

Eomma pasti akan menunggu lama jika aku terlalu banyak membuang waktu. Aku harus cepat mandi lalu menyiapkan sarapan untuk Jungkook kemudian pergi.” lirih Jimin menanggalkan pakaiannya.

[ Dua Jam Kemudian ]

Jimin sudah menyelesaikan semua pekerjaannya. Jimin— lelaki cantik itu kini beralih membawakan kopi untuk Jungkook ke kamar lelaki tampan itu, sekalian berpamitan pada lelaki itu. Bagaimana pun ia masih perlu mendapat izin darinya. Dari Jungkook yang statusnya masih suami sahnya.

“Aku tidak jahat, tapi keadaan lah yang memaksaku menjadi jahat. Jadi ... kau harus mulai membiasakan diri agar tak begitu sakit nantinya. Sama halnya denganku, aku juga akan berusaha untuk membiasakan diri tanpamu Jungkook. Agar suatu saat nanti ketika kau memilih pergi meninggalkanku demi Lalisa, aku tidak perlu sakit karenamu.” lirih Jimin, perlahan menaiki anak tangga.

Tiba di kamar Jungkook, Jimin langsung panik saat menemukan Jungkook dalam keadaan tak baik-baik saja. Jungkook meringkuk memeluk tangannya dengan tubuh yang mengigil. Jungkook sakit.

Karena panik, Jimin langsung naik keatas ranjang, memeriksa kondisi suaminya.

Tangan mungil Jimin terulur ke depan, meletakkannya tepat di kening Jungkook. Mengelus lembut wajah pucat itu perlahan.

“Demam mu tinggi sekali kenapa tidak membangunkanku kalau kau sakit Jungkook?” tanya Jimin. Sayang sekali, Jungkook tidak menggubris pertanyaan si cantik. Lelaki itu hanya diam sambil terus mengerang memegangi kepalanya.

“Tunggu disini, aku akan siapkan mobil lalu kita ke rumah sakit.”

Alih-alih Jimin ingin segera bangkit dari sana— tangan Jungkook lebih dulu menahan pergerakannya membuat Jimin menoleh.

“Kenapa? apa kau butuh sesuatu? katakan padaku,” tanya Jimin.

Jungkook tidak menjawab. Tangan kekarnya menarik Jimin dengan kuat hingga tubuh mungil itu terjatuh tepat diatas dada bidangnya.

Bayi KelinciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang