DEVIL 2

745 82 21
                                    

| Happy Reading |

Jiwoo berjalan di kolidor menuju perpustakaan. Hari ini perpustakaan sangat sepi dari hari biasa, Jiwoo menuju rak buku yang ia cari. Tangan telunjuk gadis itu mencari-cari nama buku, setelah ketemu Jiwoo mengambil buku. tersebut. Cukup banyak buku yang Jiwoo ambil, Ia menghelang nafas ketika buku tersebut berada di rak atas. Jiwoo berusaha berjinjit untuk sampai, sedikit demi sedikit jari-jari Jiwoo menyentuh buku tersebut.

Tiba-tiba....

"Ohohoh"

Kaki Jiwoo tergelincir, gadis itu menutup mata. Siap akan dirinya yang akan jatuh, tapi karna Ia tidak merasakan tubuhnya mencium lantai Jiwoo membuka matanya. Seketika matanya membelak menepati wajah teman Jiwoo yang berada di hadapan wajahnya, sangat dekat.

Jiwoo buru-buru melepaskan pelukan dari sang teman...

"Ya, Jeon Pildo apa yang kau lakukan?" marah Jiwoo dengan suara yang kecil.

Pria tinggi bernama Jeon Pildo hanya berkekeh "Kau seharusnya berterima kasih padaku, jika tidak kau akan mencium lantai" ucapnya santai.

"Tapi tidak seperti itu juga, jika ada yang lihat bagaimana?"

"Memangnya kenapa? Biasa saja tuh" Pildo mengangkat kedua bahunya acuh.

Jiwoo sedikit tersenyum, gadis itu memiliki perasaan pada Pildo namun Ia selalu memendamnya. Karna Jiwoo tidak mau Pildo mengetahui pekerjaanya selama ini, dan tanpa Jiwoo sadari pria yang di depanya ini mempunyai perasaan yang sama pada Jiwoo.

Mujin menghiap rokonya dengan biodata Jiwoo di pangkuanya, yang Ia minta pada Taeju kemarin malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mujin menghiap rokonya dengan biodata Jiwoo di pangkuanya, yang Ia minta pada Taeju kemarin malam. Taeju yang sedang menyetir melihat Bosnya dari kaca tengah mobil sampai Mujun menutup berkas biodata Jiwoo.

"Jika boleh tau, mengapa anda melepaskanya sajangnim?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika boleh tau, mengapa anda melepaskanya sajangnim?"

Mujin menghisap kembali rokoknya yang mulai pendek dan menatap Taeju dari belakang.

DEVIL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang