DEVIL 16

509 122 22
                                    

Selama di perjalanan, tidak ada satu pun yang mulai percakapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selama di perjalanan, tidak ada satu pun yang mulai percakapan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, setelah tiga jam lima belas menit mobil Mujin sampai di seoul. Mereka tidak akan ke Namsan Tower sekarang, karna sudah siang mobil Mujin bertenti di salah satu restoran yang bisa terbilang besar dan mahal.

"Kau ingin makan apa?" tanya Mujin sambil memberikan Jiwoo menu restoran tersebut.

"Hmm... " Jiwoo berfikir sambil melihat buku menu.

"Spageti dan minumnya Jus Stroberi" pesanan Jiwoo.

"Beef Steak dan Wine" pesanan Mujin.

waiter itu pun mencatat pesanan Jiwoo dan Mujin.

"Silahkan di tunggu Tuan dan Nyonya"

Ketika Waiter itu hendak pergi, Mujin mencegahnya.

"Tunggu"

"Ada apa Tuan?"

"Minumanku di ganti dengan Jus Jeruk, tolong"

Waiter wanita itu mengangguk dan tersenyum kecil.

"Ne, algesseumnida"

Waiter itu pun pergi, menyiapkan makanan mereka.

Jiwoo menatap Mujin dengan bingung, sedangkan yang di tatap juga ikut menatap Jiwoo.

"Aku harus menyetir" jawab Mujin seakan tau apa maksud dari tatapan Jiwoo.

Tak lama Waiter datang dengan pesanan mereka. Mujin dan Jiwoo pun menyantap makanan mereka dengan hening. Sekitar tiga puluh menit, Mereka sudah selesai makan siang dan kembali ke mobil. Kali ini Mujin membawa Jiwoo ke Hotel Liber di Seoul, karna mereka membutuhkan istirahat sebentar.

Mujin masuk ke dalam dengan menggenggam tangan Jiwoo, dan itu membuat perhatian para pengunjung maupun staf Hotel yang bekerja.

"Selamat datang, Sajangnim" Kepala Manajer itu datang menghampiri Mujin dan Jiwoo dengan memberi hormat.

Mujin mengangguk, pria itu semakin mengeratkan genggamanya pada tangan Jiwoo karna banyak sepasang mata pria yang memperhatikan Jiwoo sangat intens.

"Aku akan beristirahat sebentar di sini, dan juga... tolong siapkan pakaian wanita yang hangat untuk nanti sore" pinta Mujin cukup dingin, dirinya sedikit kesal melihat Jiwoo di perhatikan terus seperti itu.

"Ne, sajangnim"

Mujin menarik tangan Jiwoo menuju life khusus yang hanya bisa di gunakan oleh orang tertentu yang memiliki kartu akses khusus.

"Apa ini hotelmu?" tanya Jiwoo ketika mereka sudah didalam life.

Mujin mengangguk "Tidak hanya di Seoul, aku juga punya dua cabang lagi dan juga... Dua cabang lagi sedang di bangun" jelas Mujin.

Mulut Jiwoo berbentuk O, Cukup kagum dengan kekayaan Mujin. Sekarang dia percaya jika kekayaan Mujin tidak hanya dari obat terlarang, tetapi juga dari bisnis hotel.

DEVIL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang