Jiwoo membuka kedua matanya secara perlahan, cahaya terang yang berasal dari lampu pelabuhan menyilaukan kedua matanya. Wanita hamil itu sedikit meringis akibat ikatan tali pada kedua tangan dan kakinya sangat kencang. Seorang pria bermasker menghampiri Jiwoo dan berjongkok di hadapanya.
"Hai... Sudah bangun?"
Jiwoo mengamati wajah pria bermasker itu, dari matanya saja Jiwoo sudah menebak jika ia tidak mengenali siapa dia.
"Kau siapa? Kenapa kamu melakukan ini padaku, ha?"
Pria itu menyeringai di balik masker, satu tangan pria itu terangkat dan mengusap rambut Jiwoo.
"Siapa aku itu tidak penting, Yoon Jiwoo. Yang penting sekarang adalah bagaimana caranya priamu bisa menyelamatkan dirimu dan calon anaknya... Bukan begitu?"
Cuh...
Jiwoo meludahi wajah pria itu.
"Jangan pernah kamu menyentuh Choi Mujin"
Pria itu menyenggut rambut Jiwoo dengan kencang dan tertawa kencang.
"HAHHAAHAHAHA, Dasar dirilah jalang! Hidupmu belum tentu selamat dari ini."
Plak
Plak
Plak
Tiga tamparan itu mendarat kencang di kedua pipi Jiwoo, wanita itu meringis dan sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah. Kedua matanya menatap pria itu dengan tajam dan penuh kebencian.
Plak
"Jangan menatapku seperti jalang. Mari kita lihat, apa pahlawanmu bisa menyelamatkanmu atau tidak? Hahaha"
Pria itu menepuk pipi Jiwo beberapa kali sebelum kabur mrninggalkan Jiwoo sendirian di pelabuhan.
...
Di perjalanan, Mujin tidak berhenti membaca doa di dalam hatinya untuk keselamatan Jiwoo dan calon putrinya. Pria itu mengendarai mobil dengan kecepatan yang tinggi, menerobos beberapa pengendara yang menghalangi jalanya. Saat ini yang ada di pikiranya adalah Jiwoo, dan Jiwoo.
"Bertahanlah Jiwoo-ya... Aku akan menyelamatkanmu dan putri kita."
Setelah satu jam lebih berkendara,Mujin menghentikan laju mobilnya di pelabuhan. Pria itu tidak lupa mengambil postol dan pisau lalu menyembunyikanya di balik jas mahalnya. Setelah semuanya sudah siap, Mujin melangkah dengan pasti mencari keberadaan Jiwoo.
Pria bermasker tadi membuang rokonya setelah melihat kedatangan Choi Mujin. Pria itu menarik satu sudut bibirnya dan tertawa culas.
"Halo Choi Mujin. Akhirnya kita bertemu lagi setelah hampir 9 bulan"
Mujin membalas senyum culas itu.
"Nde, Maja. Akhirnya kita bertemu lagi... Kang Insoo"
Insoo memasukan satu tanganya kedalam saku. Satu tangannya lagi memegang pisau.
"Kau kesini untuk menyelamatkan wanitamu? Hahaha, ayolah Choi Mujin. Apa kamu sudah melupakan Kim Bora? Atau... Kau tidak takut jika nasib Yoon Jiwoo akan sama seperti Bora?"
Mujin mengepalkan kedua tanganya sangat erat, rahangnya mengeras dan wajahnya memerah.
"Tutup mulutmu, bajingan! Kau tidak sepantasnya menyebutkan nama Bora dengan mulut kotormu itu!"

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL [End]
Novela JuvenilChoi Mujin adalah sorang mafia dan bandar narkoba yang terkenal di kota Daegu karna kekejaman pria itu. banyak orang yang tidak suka dengan kepribadian pria itu, sehingga Mujin memiliki banyak musuh. Mujin sendiri tidak peduli, selama dirinya tidak...