Di pagi hari yang indah ini, Mujin dan Jiwoo sedang duduk di ayunan kayu yang berada di taman belakang. Jiwoo menggoyang-goyangkan kedua kakinya seperti anak kecil sambil memakan es krim satu mangkuk sendiri.
"Enak?" tanya Mujin.
Jiwoo mengangguk semangat. Sedangkan Mujin hanya menghelang nafas pasrah, pasalnya sebelum Jiwoo mendapatkan es krimnya ada adegan dimana Mujin melarangnya dengan keras.
Karna Jiwoo keras kepala dan ingin es krim, akhirnya ibu hamil itu pura-pura marah dengan Mujin selama dua jam. Mujin yang kesal karna Jiwoo mengabaikanya selama itu hanya bisa pasrah dan menuruti keinginan Jiwoo, akhirnya Mujin pergi ke supermarket untuk membeli cukup banyak es krim dari berbagai rasa dan bentuk.
"Ingat, hanya sekali. Tidak ada nambah-nambah, Araseo?"
"Araseo, araseo. Bawel sekali" cibir Jiwoo, ibu hamil itu kembali memakan es krim itu dengan nikmat.
"Akh"Tiba-tiba saja Jiwoo memekik, Mujin sedikit panik dan menanyakan keadaanya.
"Wae, wae? Gwenchana?"
Jiwoo tidak membalas pertanyaan Mujin dan malah menarik satu tangan Mujin untuk berada di perut buncitnya. Mujin terkejut saat ada sebuah gejolak dari dalam perut Jiwoo.
"Apa ini? Apa putri kita menendang?" tanya Mujin dengan mata yang berbinar.
Jiwoo mengangguk dan tersenyum "Beberapa hari ini putri kita suka sekali menendang. Bagaimana rasanya?"
"Senang dan bahagia. Aku... Aku tidak tau harus berkomentar apa, yang pasti aku sangat senang dan bahagia"
Jiwoo tersenyum. Mujin kembali berteriak ketika merasakan kembali tendangan dari perut Jiwoo. Pria itu menjajarkan telinganya di depan perut Jiwoo.
"Aigoo, putri daddy. Apa kamu sudah tidak sabar untuk melihat dunia ini, sayang? Hahaha bersabarlah sedikit lagi, kamu akan melihatnya 6 hari lagi"
Benar, Dokter Yun bilang perkiraan Jiwoo lahir adalah 6 hari lagi. Tetapi ini tidak pasti karna sesuai bagaimana bayi di kandunganya merespon. Jiwoo Berharap ini akan berjalan lancar sampai sang putri melihat betapa indahnya dunia.
"Jiwoo-ya" panggil Mujin.
"Hmm"
Jiwoo yang masih memakan es krimnya menatap Mujin dengan penuh tanda tanya.
"Kau sudah mnemukan nama untuk putri kita?"
Jiwoo menggeleng "Belum. Bagaimana denganmu Mujin-a?"
"Sudah, tentu saja"
"Siapa? Beritahu aku!"
Mujin berbisik kepada Jiwoo, wanita itu menutup mulutnya dengan telapak tangan.
"Bagaimana menurutmu?"
Jiwoo menatap Mujin dengan senyum yang sempurna dan menganggukan kepalanya dengan semangat.
"Itu adalah nama yang sangat indah Mujin-a, aku menyukainya. Dan aku yakin putri kita juga menyukainya, Gomawo"
Mujin mengecup pucuk kepala Jiwoo dan merangkul gadisnya kembali untuk menikmati pemandangan pagi yang indah dan sejuk.
...
Di sore hari, Mujin sudah lengkap dengan jas mahalnya. Ada rapat mendadak yang harus ia hadiri bersama Taeju. Pria itu menatap Jiwoo yang tertidur pulas di ranjang, ingin membangunkanya tetapi ia tidak tega. Akhirnya Mujin menitipkan pesan pada Mi Ok untuk Jiwoo jika dia sudah bangun dan menanyai keberadaannya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL [End]
Teen FictionChoi Mujin adalah sorang mafia dan bandar narkoba yang terkenal di kota Daegu karna kekejaman pria itu. banyak orang yang tidak suka dengan kepribadian pria itu, sehingga Mujin memiliki banyak musuh. Mujin sendiri tidak peduli, selama dirinya tidak...