DEVIL 31 (End)

488 111 24
                                    

Mujin terdiam. Pria itu tidak tau harus menjawab apa, jujur saja Mujin belum mempersiapkan rencana atau apapun itu untuk berhenti menjadi Bos Dongcheon. Apakah ini saatnya, ia menyerahkan Dongcheon pada Taeju?

Jiwoo benar, siap tidak siap ia harus berhenti. Usianya juga setiap tahun akan bertambah tua, belum lagi jika ia masih menjabat sebagai Bos Dongcheon, itu akan membahayakan Jiwoo dan Aecha.

'Sepertinya aku harus membicarakan ini pada Taeju, secepatnya'

...


8 Bulan Kemudian.

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Pas di 8 bulan ini, Mujin sudah benar-benar sembuh total. Yang di mana bulan-bulan kemarin Ia melakukan berbagai macam trapi dan cekap.

Tidak hanya itu juga, Aecha yang semakin besar membuat Mujin dan Jiwoo sangat gemas padanya. Begitupun dengan Taeju, Ki Yeong dan Mi Ok dan anak buah Mujin yang lain.

Seperti sekarang, Mujin sedang bermain bersama Aecha di taman belakang. Mujin memilih menaiki ayunan kayu bersama Aecha.

"Daddy..."

Mujin menengok ke Aecha yang ada di pangkuannya.

"Kenapa sayang? Kamu mau apa?"

"Mommy... Mommy"

"Mommy lagi masak untuk makan kamu dan Daddy. Sabar ya, dikit lagi selesai kok"

Aecha mengangguk dan kembali memakan kue yang Mujin kasih tadi sebelum menaiki ayunan. Katanya supaya bisa mengganjal perut Aecha.

Tak lama Jiwoo datang dengan celemek di tubuhnya. Wanita itu sedikit kesal melihat Mujin yang sibuk dengan ponselnya dan membiarkan Aecha bermain sendirian di ayunan. Untung saja tidak jauh, batin Jiwoo.

"Mujin-a" panggil Jiwoo tegas.

Mujin sedikit kaget dan menoleh ke arah Jiwoo yang sudah siap dengan sendok sayur di tanganya. Tinggal tunggu saja sendok sayur itu memukul kepala Mujin dengan keras, memikirkannya saja membuat kepala mendadak sakit.

"Ada apa?" Tanya Mujin tanpa rasa bersalahnya.

"Ada apa, ada apa. Sudah aku bilang jangan membiarkan Aecha main sendirian, kalau jatuh gimana?" Kesal Jiwoo dengan kedua tangan di pinggang.

"Hehe, mianhae. Aku lagi sibuk mengurus beberapa hal sebelum pensiun dan meneruskannya pada Taeju"

"Kau benar-benar akan berhenti?" Tanya Jiwoo dengan bebinar-binar.

Pasalnya Mujin belum memberitahu Jiwoo tentang masalah ini. Jiwoo tau ini adalah keputusan berat bagi Mujin, yang dimana juga Mujin sudah menjadi bos Dongcheon selama puluhan tahun. Bisa di katakan hampir setengah umurnya ia habiskan bersama Dongcheon.

Jiwoo sengaja tidak terlalu terburu-buru tentang masalah ini. Biarlah Mujin yakin dengan keputusan yang ia buat tanpa harus menyesal di kemudian hari.

"Aku sudah memikirkannya matang-matang. Dan, ya. Aku akan pensiun, biarkan Taeju yang meneruskannya." Mujin menggendong Aecha di dadanya.
"Tapi aku harus menyelesaikan semua masalah disana, mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk beres. Apa kamu tidak masalah dengan itu?" Lanjut Mujin.

"Tentu tidak. Malah aku sangat berterima kasih, Karna kamu sudah membuat keputusan yang sangat berat ini."

"Karna aku ingin menghabiskan umurku bersama kamu dan anak-anak kita, yang bahagia tanpa adanya masalah"

Jiwoo tersenyum senang, wanita itu sedikit berjinjit dan mengecup bibir Mujin dan Aecha juga.

"Ayo kita makan sebelum makanya dingin" aja Jiwoo.

DEVIL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang