DEVIL 28

242 109 23
                                    

Di Rumah Sakit, Taeju membantu pada suster dan dokter untuk mendorong brankar yang Jiwoo tiduri ke UGD. Jiwoo meringis kesakitan dan juga darah masih keluar, sesampainya di UGD suster menahan Taeju untuk menunggu di luar.

Taeju, pria itu hanya bisa berdiri gelisah. Ia memikirkan keadaan sang Tuan, apakah Mujin selamat atau tidak dan juga apa Jimin sudah datang menyelamatkan Mujin atau belum.

Di dalam UGD, dokter segera menginfus Jiwoo dan mempersiap peralatan untuk operasi dan juga Ruang Operasi.

Setelah siap, Jiwoo dibawa ke ruang operasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah siap, Jiwoo dibawa ke ruang operasi. Lampu ruang operasi menyala, suster menyuntikan obat bius sampai Jiwoo menutup kedua matanya dan barulah pada Dokter dan Suster mulai membedah perut Jiwoo untuk mengambil sang putri.

30 menit kemudian.

Taeju masih setia menunggu Jiwoo di luar Ruang operasi.

"Aish, kenapa lama sekali?"

Taeju mundar mandir di depan ruang operasi dengan perasaan campur aduk. Sementara di luar rumah sakit, sebuah ambulance masuk dan berhenti.

Jimin keluar dari ambulance itu dan membantu pada perawat untuk mengeluarkan Mujin dari sana menuju UGD. Kedua mata Mujin terpejam dengan alat bantu ambubag untuk memberikan Mujin pernafasan.

Mujin di periksa oleh Dokter Kim, di mulai dengan membersihkan darah yang terus mengalir serta menjalankan pandai CT untuk melihat apakah ada sebuah pisau yang patah di dalam tubuh Mujin. Setelah semua aman Dokter Kim membawa Mujin ke ruang operasi untuk menjahit semua luka tusukan.

Taeju melongo melihat Mujin yang tidak berdaya memasuki ruang operasi, setelah itu Jimin datang dan bertemu Taeju.

"Bagaimana keadaan Sajangnim?" tanya Taeju panik

"Saya tidak tau, Sajangnim kehilangan banyak darah. Dokter pun tidak berbicara apa apa tentang kondisi Sajangnim"

Taeju mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Saat ini Mujin dan Jiwoo sedang berjuang didalam sana demi keselamatan nyawa mereka. Jika memilih salah satu siapa yang selamat, Mujin akan memilih Jiwoo dan putrinya. Biarlah dirinya yang mengalah demi keselamatan sang putri dan wanita tercintanya. Namun kita tidak tau apa yang akan terjadi dengan takdir mereka, bisa saja takdir berkata lain dengan mereka semua akan selamat dan bahagia kembali.

...

Jiwoo membuka kedua matanya secara perlahan. Langit-langit bewarna putih serta bau obat yang menyengat menusuk Indra penciuman Jiwoo. Seorang suster datang untuk mengecek keadaan Jiwoo.

"Nona Yoon, anda sudah bangun?"

"Dimana aku dan..." Jiwoo memegang perutnya yang sudah mengempes "Dimana putriku?" Lanjut Jiwoo histeris.

DEVIL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang