| Happy reading |
Sinar matahari yang terik masuk dari sela-sela jendela kamar, membuat wanita yang tertidur pun terbangung. Jiwoo merasakan semua tubuhnya sakit terutama di daerah bawah perutnya, wanita itu perlahan-lahan melepaskan tangan kekar Mujin yang berada di pinggangnya.
"Kau sudah bangun?"
Suara berat milik Choi Mujin mengejutkan Jiwoo, kedua mata pria itu perlahan terbuka menampakan maniak hitam indah. Jiwoo dengan segera menutupkan tubuh telanjangnya dengan seprei, Mujin juga ikut terduduk dengan menatap maniak coklat milik Jiwoo.
"Tidurmu nyenyak?"
Jiwoo mengangguk dengan kepala yang menunduk, dirinya sangat takut untuk menatap mata indah itu tapi juga terlihat tajam.
"Aku sedang bicara dan tidak sepantasnya kamu menundukan kepala," lagi-lagi suara berat itu membuatnya terkejut dan takut.
Jemari Jiwoo meremas seprai bewarna hitam itu yang menutupi tubuh telanjangnya sebelum kepalanya terangkat untuk melihat mata tajam milik Choi Mujin. Kedua mata mereka saling bertemu, detakan jantung Jiwoo menjadi cepat dan kencang, wanita itu curiga Mujin akan mendengarnya.
"T-Tuan Choi begini, aku benar-benar minta maaf atas kejadian kemarin. Aku tidak bisa mengontrol tubuhku, aku tidak tau kenapa tiba-tiba saja tubuhku terasa panas," kata Jiwoo berusaha menjelaskanya
Mujin terdiam, pria itu masih menunggu perkataan Jiwoo yang belum selesai.
"Kau tidak perlu bertanggung jawab atas ini semua, ini semua 100% kesalahanku. Aku akan segera pergi dari sini, sekali kali maafkan aku."
Jiwoo hendak bangun dengan seprai yang masih menutupi tubuhnya, namun pergelangan tangan Jiwoo di tahan oleh Mujin hingga membuat tubuh Jiwoo kembali terduduk di atas kasur.
"Kau takut padaku?" tanya Mujin masih dengan tangan yang memegangi pergelangan tangan Jiwoo.
"A-Aniyo," ucap Jiwoo dengan yakin, namum tidak dengan hatinya. Jika di tanya Jiwoo takut pada Mujin jawabanya, Iya. Jiwoo takut nyawanya akan berakhir sama seperti pria yang Ia lihat malam itu.
Mujin melepaskan cengkraman tanganya pada lengan Jiwoo.
"Berhentilah bekerja seperti itu, jika kau mau aku bisa memberi kamu pekerjaan di hotelku"
Jiwoo tampak ragu untuk menjawab penawaran Mujin, kedua tangannya saling bertautan karna perasaan gugup.
"Aku akan memberiku gaji 2× lipat, Ani 3× lipat aku akan memberimu. Bagaimana kau mau?" tawar Mujin lagi.
"Kenapa kau menawariku bekerja di hotelmu?" tanya Jiwoo penasaran.
"Karna aku tidak ingin kau bekerja di klub sialan itu lagi, kau pikir aku pria brengsek yang setelah mencicipi tubuh wanita lalu akan meninggalkannya begitu saja dengan uang jutaan won? Ani, aku bukan orang yang seperti itu. Aku akan bertanggung jawab jika kamu mengandung anakku, walau masalah ini kesalahanmu tapi dia tetap darah daging aku, Yoon Jiwoo"
Mata Jiwoo memanas. Mujin bangkit menuju lemari pakaian, mengambil kemeja putih miliknya dan memberikan kemeja itu pada Jiwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL [End]
Teen FictionChoi Mujin adalah sorang mafia dan bandar narkoba yang terkenal di kota Daegu karna kekejaman pria itu. banyak orang yang tidak suka dengan kepribadian pria itu, sehingga Mujin memiliki banyak musuh. Mujin sendiri tidak peduli, selama dirinya tidak...