DEVIL 24

267 109 7
                                    

Enam hari sudah berlalu sehabis kepulangan Mujin dan Jiwoo dari Swiss. Tepat juga hari ini adalah hari ke sepuluh yang waktu Kang Insoo berikan untuk Mujin, namun sayang rencananya harus gagal total karna Mujin lebih dulu mengambil langkah untuk mengincar Kang Insoo. Mau tidak mau itu yang membuat Kang Insoo harus bersembunyi lebih dahulu dari anak Buah Mujin sampai situasinya benar-benar aman dan Ia akan kembali menyusun rencana untuk membuat Choi Mujin sengsara.

Tujuh bulan kemudian.

Tidak terasa sekarang kandungan Jiwoo sudah memasuki usia ke sembilan bulan. Hanya butuh beberapa minggu lagi dimana hari yang sangat di nantikan Mujin dan Jiwoo untuk melihat calon anak mereka. Selama enam bulan ini juga hidup Jiwoo sangat tenang karna Kang Insoo belum menunjukan batang hidungnya, tidak tau dimana pria itu bersembunyi selama enam bulan ini.
Tetapi itu tidak bisa membuat Mujin lengah untuk selalu menjaga dan melindungi Jiwoo, karna Ia tau Kang Insoo akan muncul kapan saja tanpa di duga.

Mujin memasuki Mansionnya dan mencari keberadaan Jiwoo. Pria itu mencarinya di setiap sudut ruangan namun sama sekali tidak menemukan keberadaan gadisnya. Sedikit perasaan gelisan muncul di hati Mujin, pikiran-pikiran negatif mulai menyerang kepalanya namun dengan segera Mujin membuang jauh-jauh pikiran itu.

Langkah Mujin berjalan menuju dapur, dimana di sana ada Ahjumma yang sedang mengelap meja makan.

"Ahjumma, apa anda melihat Jiwoo?" tanya Mujin sedikit panik.

"Nona Jiwoo? Beliau ada di kolam berenang Tuan"

Mujin menghembuskan nafas lega, pria itu dengan segera menyusul ke halaman belakang dimana kolam renang itu berada. Dan benar saja, Jiwoo dengan asik sedang berenang disana dengan tanpa menghiraukan kedatangan Mujin.

"Ehm"

Deheman Mujin membuat Jiwoo menoleh ke arahnya, satu senyum manis Jiwoo lolos begitu saja dari bibirnya. Dengan senang Jiwoo menghampiri Mujin dan memeluk tubuh pria itu dalam keadaan badan yang basah, dan itu sukses membuat jas Mujin menjdi basah.

"Kamu membuat basah jasku, Jiwoo"

Jiwoo hanya cengegesan menanggapi omelan Mujin. Pria itu kembali menatap Jiwoo dengan tajam.

"Jam berapa ini Jiwoo-ya, kamu tidak boleh berenang di sore hari menjelang malam begini. Cuaca agak dingin, kamu bisa sakit nanti."

"Maaf. Aku tiba-tiba saja ingin benerang" Jiwoo mengusap perutnya yang sudah besar "Mungkin dia yang menginginkanya" lanjut Jiwoo.

Mujin hanya menggelengkan palanya dan mengambil handuk tebal di kursi lalu Ia gunakan untuk menutupi tubuh Jiwoo.

"Ayo masuk, hari sudah hampir malam. Kamu akan sakit"

Mujin menuntun Jiwoo untuk ke kamar mereka, Mujin juga menyuruh Jiwoo untuk mandi. Sekarang Jiwoo sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Mujin menyuruh Jiwoo untuk duduk di tepi ranjang, sedangkan Mujin mengambil handuk kecil dan menggosok-gosok rambut Jiwoo; Untuk mengeringkan rambut Jiwoo.

"I love you" ucap Jiwoo tiba-tiba dengan nada pelan.

"Mwo? Kamu bicara apa?" tanya Mujin.

Jiwoo menggeleng "Ani. Lupakan"

Mujin tersenyum kecil, mungkin Jiwoo menganggap dirinya tidak dengar, tapi sebenarnya Ia sangat mendengarnya dengan jelas.

Cup!

"I Love you too, Baby"

Pipi Jiwoo merona karna tersipu oleh Mujin. Jiwoo tersenyum sambil sedikit mencuri pandanganya menatap Mujin yang masih setia menggosok rambutnya dengan lembut.

DEVIL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang