Chapter #15 - Penyesalan yg Menyebalkan

11 5 0
                                    

Dua hari belakangan ini cukup melelahkan, ditambah hari ini gue harus bekerja dari awal buka toko. Gue gak menyangka untuk menjadi mentor Yuki, bisa menguras tenaga gue.

Bukan karena pekerjaannya yg berat, melainkan gue harus extra bersabar saat membimbingnya.

Sifat keras kepala dan tidak sabarannya itu, sering membuatnya berdebat dengan para pelanggan 'hard core' dan berujung gue harus berulang kali menundukkan kepala untuk meminta maaf kepada para pelanggan.

Meski sudah berulang kali gue beritahu bahwa figure itu memiliki beragam tipe dan jenis yg berbeda. Tetap saja, dia menganggap semua mainan itu sama saja.

Huuh, mengajari hewan buas memang perlu kesabaran yg tinggi agar dia bisa memahami.

Setelah dua hari perjuangan gue yg penuh keringat dan headbang itu pun, menunjukkan hasilnya di hari terakhir gue untuk bekerja ini.

Sedikit demi sedikit Yuki sudah bisa menahan egonya dan melayani pelanggan dengan baik. Dia juga sudah mulai memahami jenis-jenis barang yg di jual, sehingga dia mulai bisa menghandle para pelanggan 'hard core' tanpa menimbulkan masalah.

Gue melirik ke arah jam di tangan kiri gue, waktu menunjukan pukul 18.30, masih dua setengah jam lagi sampai toko tutup dan stamina gue sudah hampir mencapai titik nol.

Gue tengah beristirahat di area food court pegawai. Gue duduk sambil menyandarkan kepala gue di sandaran kursi dengan kaki kiri gue yg berselonjor di kursi kosong di depan gue.

Gue memejamkan mata gue, sambil berharap bisa sedikit mengisi ulang tenaga dan mengusir kantuk yg mulai menyerang.

Namun, tiba-tiba saja. Seseorang menggeser kaki kiri gue dari kursi, membuat gue terkejut dan terpaksa harus membuka mata gue.

Orang itu duduk dengan brutal, di kursi yg tadinya menjadi tempat kaki gue berselonjor. Orang itu memakai congsam berwarna merah. Congsam itu sendiri adalah salah satu kostum tradisional untuk perempuan yg berasal dari cina.

Di tambah dua ornamen berbentuk setengah bola sebesar kepalan tangan yg menutupi sanggulnya di kedua sisi kepalanya.

Makhluk itu adalah Yuki, dia sedang bercosplay sebagai Kagura dari anime Gintama. Sedangkan gue kebagian menjadi Gintoki dengan memakai yukata dengan obi, yaitu sebuah sabuk dari kain yg mengelilingi pinggang gue, yg menjadi tempat gue menyelipkan pedang kayu.

"Haduh cape banget hari ini, tenggorokan gue sampai kering." Keluh Yuki.

"Lu mau es jeruk?" Tanya gue.

"Kalau di traktir si gue gak nolak." Jawab Yuki cepat.

Gue pun bangkit sambil sedikit meregangkan badan gue yg terasa kaku, kemudian berjalan ke arah stand penjual es jeruk. Membelinya dua gelas, dan kembali ke kursi gue.

"Nih minum." Ucap gue sembari menyodorkan es jeruk yg barusan gue beli.

Tanpa basa basi, Yuki langsung menyedot habis es jeruk itu. Setelah menyadari es jeruknya sudah habis, kini matanya menatap ke arah es jeruk yg sedang gue minum.

Gue pun terpaksa menyodorkan es jeruk yg baru gue minum sedikit itu padanya.

"Boleh?" Ucapnya dengan wajah polos yg tampak dibuat-buat.

Gue menjawabnya dengan anggukan kecil.

Dia pun mengambil es jeruk itu dan kembali menyedotnya hingga tetes terakhir.

"Eh tunggu, kok gue jadi curiga sama lu don?" Ucap Yuki.

"Hah?" Balas gue singkat, enggan menanggapi tingkah anehnya karena terlalu lelah.

My Highschool Story : First Step  (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang