Chapter #16 - Nilai Merah

10 5 0
                                    

Entah kenapa gue merasa sering mengawali hari dengan mengeluh. Bagaimana tidak, kehidupan baru di sekolah gue ini entah mengapa selalu menyeret gue ke hal-hal yg gak normal.

Yg jadi tumbal lah, yg ketiduran di kelas lah, yg gagal dapetin collector edition game yg gue pengenin lah dan yg paling parah gue kena tipu tante-tante sialan yg memaksa gue kerja dan cuma dibayar pakai figure.

Selain itu, enyak gue juga melarang gue buat main game dan nonton anime selama minggu UAS kemarin. Kalau sampai ketahuan gue melanggar, semua barang berharga di kamar gue itu akan dijual sama dia.

Huuh, gara-gara keburu minggu UAS, gue hampir gak bisa menikmati anime oregairu season 2 yg sempat gue beli beberapa waktu lalu.

Untung saja, gue berhasil mencuri-curi waktu pas malamnya dengan pura-pura tidur dan ketika sudah tengah malam gue menontonnya dengan volume kecil.

Meski begitu, gue masih kurang puas. Karena gue menontonnya dengan perasaan was-was, takut ketahuan sama enyak gue.

Akhirnya, hari ini gue sudah terbebas dari semua kekangan itu. Uas sudah selesai pada hari jumat minggu kemarin, itu artinya awal minggu ini gue akan mengawali hari dengan perasaan yg lebih ceria.

Apalagi akan ada libur setelah ujian semester selama tiga minggu. Rasanya gue udah gak sabar untuk bisa males-malesan di istana gue itu, bersama game dan anime kesayangan gue selama liburan yg akan dimulai minggu depan.

Gue melangkah dengan hati yg gembira menuju kelas. Bayangan liburan yg sudah gue rencanakan dengan matang itu pun, selalu terngiang-ngiang dikepala gue.

Akan tetapi ketika gue tiba di kelas, gue merasa ada yg aneh. Meskipun beberapa murid bertingkah seperti biasanya, tetapi atmosfer didalam kelas terasa sangat menegangkan.

Gue melangkah menuju kursi gue. Ketika sampai, gue dikejutkan oleh Triana yg terlihat sedang menyatukan genggaman tangannya sambil menggumamkan sesuatu.

"Na, lu lagi ngapain?" Tanya gue sambil duduk di kursi gue.

"Sshhttt... Aku lagi baca ayat kursi." Jawabnya singkat dan kembali melanjutkan kegiatannya tadi.

Hah, kenapa tiba-tiba baca ayat kursi?. Apa tadi sempat ada kejadian kesurupan masal atau semacamnya, saat gue belum sampai ke sekolah tadi.

Tak lama kemudian, wali kelas gue masuk ke kelas dengan membawa setumpuk kertas dan meletakkannya di atas meja.

"Baiklah, ibu akan membagikan rapot bayangan kalian." Ucap bu Lativa.

"Dan bagi kalian yg mendapat nilai dibawah KKM, kalian akan bersiap remedial dengan ibu mulai besok sampai hari jumat nanti." Tambahnya.

Kata-kata bu Lativa tadi membuat gue tercengang. Gue lupa kalau masih ada minggu remedial.

Baru saja gue berharap bisa mengawali hari ini dengan perasaan yg ceria. Ternyata, harapan gue itu langsung diruntuhkan dengan jadwal remedial.

Ditambah lagi, yg akan mengawasinya adalah bu Lativa. Jelas ini akan membuat minggu ini bukan hanya menjadi medan perang, tapi sudah di tingkat neraka.

Pantas saja suasana kelas terasa tegang. Sepertinya mereka sudah mendapat bocoran informasi, kalau bu Lativa yg akan menjadi pengawas remedial.

Gue pun melirik ke arah Triana yg tadi membaca ayat kursi. Kini, dia sedang terlungkup di atas meja. Sepertinya, ayat kursi tidak mempan karena bu Lativa manusia, meskipun dia menakutkan seperti raja iblis.

***

"Gimana sih lu don. Kok bisa, dapet remedial sebanyak ini?" Maki Yuki yg berdiri dihadapan gue sambil bertolak pinggang.

My Highschool Story : First Step  (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang