Gue mengucek-ucek mata gue seakan gak percaya dengan kenyataan yg gue lihat. Kenapa si Yuki yg antusias dan meminta menaiki wahana halilintar yg kelihatannya paling tersiksa.
Sedangkan Triana yg sempat gue khawatirkan tadi, malah tampak tenang-tenang saja. Sepertinya ini akan menjadi salah satu misteri terbesar abad ini.
Putra membopong Yuki ke arah kami. Kemudian gue dan Triana bangkit dari duduk, untuk memberikan tempat buat Yuki agar bisa berbaring di bangku panjang.
"Aduh kayanya gue gak sanggup ngapa-ngapain lagi." Ucap Yuki lemas.
"Lu gak apa-apa ki?" Tanya Gue.
"Don, lu bego ya. Ngeliat gue kaya gini, masih nanya gak apa-apa." Maki Yuki masih dengan nada lemas.
"Sory ki, hehehe..." Balas gue sambil menggaruk pipi.
"Terus gimana ini, Kita pulang aja?" Tanya gue menatap Putra dan Triana bergantian.
"Jangan, gue cuma perlu istirahat sebentar buat pulih. Lu temenin Triana dulu naik komedi putar sana don, tadi lu udah janjin kan sama dia." Jawab Yuki.
Gue meminta jawaban dari Putra dan Triana lewat tatapan mata.
"Yaudah sana, biar gue yg nungguin si Yuki disini." Ucap Putra.
"Tapi ki..." Ujar Triana.
"Udah sana, gue akan nyusul sebentar lagi. Kalian duluan aja ke sana." Potong Yuki sambil menutup mata dengan lengannya.
Akhirnya, kami menyetujui ide Yuki. Gue pun melepaskan flanel gue dan melipatnya untuk dijadikan bantal untuk Yuki. Kemudian pergi bersama Triana ke wahana komedi putar yg tadi gue janjikan.
"Gak apa-apa nih kita ninggalin Yuki sama putra?" Tanya Triana dalam perjalanan menuju komedi putar.
"Kayanya dia gak mau ngerusak liburan kita ini, mangkanya dia bilang kaya tadi." Jawab gue.
"Lagian Yuki kan kuat, sebentar lagi juga dia akan nyusul kita." Lanjut gue menenangkan.
Kami pun tiba di wahana komedi putar. Wahana yg biasanya menjadi favorit anak-anak dengan patung kuda yg naik turun sambil berputar.
Menaiki patung kuda yg berputar sambil naik turun itu akan membangkitkan kenangan masa kanak-kanak, sehingga tidak jarang ada remaja dan orang dewasa yg ingin menaiki wahana ini juga.
Antrian di wahana ini tidak terlalu ramai. Sehingga ketika sampai di sana, kami bisa langsung menaikinya.
Kesenangannya cukup tergambarkan dari senyum kecil Triana saat menunggangi patung kuda yg bergerak naik turun itu. Membuatnya terlihat lucu, saat sedang menikmati wahana ini.
Dia juga bercerita bahwa waktu masih sekolah dasar, dia suka menaiki wahana ini dengan papahnya saat mengunjungi taman bermain ini.
Cerita sentimental memang selalu menyenangkan untuk diingat kembali. Apalagi hal itu menyangkut orang yg sangat kita sayangi.
"Lu kangen sama papah lu ya?" Tanya gue yg kini menemani Triana menaiki komedi putar untuk yg kedua kalinya.
"Keliatan banget ya." Jawabnya.
Bagaimana tidak?. Mulai dari gantungan kunci, kemudian basket dan sekarang wahana ini. Dia selalu menghubungkan semua hal dengan papahnya, tentu saja gue dengan mudah bisa menebak hal itu.
"Tapi sekarang ada kamu don, jadi aku gak ngerasa kesepian lagi." Lanjut Triana.
"Haah, maksudnya?" Tanya gue kaget.
"Hhmmm, sebenarnya aku gak punya temen deket. Satu-satunya orang yg paling deket sama aku, ya cuma papah." Jawab Triana.
"Mangkanya aku ngerasa bahagia bisa berteman sama kamu." Lanjut Triana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Highschool Story : First Step (TAMAT)
ComédieKisah seorang anak bernama Donni yg memilih menjadi otaku, setelah berkali-kali di tolak oleh banyak wanita dan membuatnya menjadi bahan olok-olokan seluruh siswa seangkatannya saat SMP, memulai langkah pertamanya memasuki dunia SMA. Dia berusaha un...