Gue sedang menaiki semacam kereta yg mengapung di atas air. Kereta ini bergerak secara otomatis mengikuti rel kecil di bagian bawahnya. Sehingga pengunjung yg menaiki wahana ini, tidak perlu melakukan apapun untuk membuat kereta mengapung ini bergerak.
Gue sangat antusias sekali menaiki wahana yg memiliki nama 'Istana Boneka' ini. Fantasi gue sudah melayang ke sebuah istana yg dipenuhi figure-figure anime dan fan service dari para cosplayer yg menunggu gue di dalam istana itu.
Akan tetapi, harapan gue pupus di tengah jalan. Setelah kereta apung ini masuk dari pintu gerbang tadi, yg gue lihat hanya boneka-boneka yg memakai pakaian adat dari seluruh indonesia hingga mancanegara.
"Huaah... Membosankan." Kesah gue yg kini kehilangan antusias.
"Heh, yg memilih wahana ini kan lu don. Kenapa sekarang malah lu yg mengeluh?" Tanya Yuki.
"Abisnya, gue kira isinya akan banyak figure-figure anime dan ditambah lagi dengan para cosplayer yg cantik-cantik." Jawab gue.
"Mana ada yg kaya gitu, itu cuma ada di khayalan lu doang. Dasar wibu!" Ledek Yuki.
"Heh, jangan pernah sebut gue wibu. Gue bukan pecinta anime kaya om-om yg dulu mau lu tinju itu ya." Maki gue.
Meskipun gue penyuka anime dan game, gue gak termasuk kategori hardcore apalagi wibu. Setidaknya gue masih terima kalau di sebut otaku.
Jadi, jangan pernah sebut gue wibu, atau gue akan... akan apa ya?. Sudahlah lupakan, yg penting jangan panggil gue wibu.
"Eh, ki..." Panggil gue.
"Apa?" Jawabnya.
"Apa maksudnya kelakuan lu ini?" Tanya gue.
"Apa sih. Udah lu nikmatin aja wahana ini, gak usah perduliin gue." Balas Yuki.
"Gimana gue bisa nikmatin wahana ini, kalau lu mencengkram tangan gue kenceng banget kaya gini." Ujar gue.
"Lu kenapa sih?" Lanjut gue heran melihat Yuki yg menggenggam erat lengan gue dengan kepala tertunduk.
"Berisik!!!" Hardiknya.
"Eh ki lihat, ada boneka pakai baju adat jepang. Lucu banget." Ucap gue.
Yuki mencoba melihat ke arah boneka yg gue tunjuk dan seketika itu juga, boneka itu menoleh ke arah kami. Membuat Yuki menjerit keras ketika tiba-tiba bertatapan dengan boneka itu dan membuat kereta air ini sedikit berguncang.
Pegangannya pada lengan gue pun semakin erat dan kepalanya disembunyikan di dada gue. Hampir saja tangan gue reflek menyentuh pucuk kepalanya, akibat kaget dengan gerakan tiba-tiba dari Yuki.
"Hoi, lu kenapa?" Tanya gue bingung.
Yuki diam tanpa kata. Gue hanya mendengar sedikit isak darinya.
"Jangan bilang kalau lu takut sama wahana ini." Ucap gue.
Dia memandang tajam ke arah gue dengan matanya yg berkaca-kaca.
"Kenapa gak bilang kalau takut, lu kan bisa nunggu di pintu keluar tadi." Lanjut gue.
"Soalnya gue udah janji sama Triana buat nemenin lu naik wahana." Balasnya.
Gue bingung sebenarnya, apa yg membuatnya takut dengan boneka. Dan jawaban dari Yuki cukup mengejutkan buat gue, dia takut boneka karena pengalaman nonton film horor tentang boneka Chucky dan Annabelle.
"Kayanya gak cocok deh sama karakter lu, kalau lu takut sama boneka." Kata gue.
"Apa maksudnya?" Protes Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Highschool Story : First Step (TAMAT)
HumorKisah seorang anak bernama Donni yg memilih menjadi otaku, setelah berkali-kali di tolak oleh banyak wanita dan membuatnya menjadi bahan olok-olokan seluruh siswa seangkatannya saat SMP, memulai langkah pertamanya memasuki dunia SMA. Dia berusaha un...