Tidak terasa liburan setelah UAS semester ganjil sudah selesai. Biasanya memang liburan di semester ganjil lebih singkat dibanding liburan semester genap.
Hari pertama kembali bersekolah selalu membuat gue tidak bersemangat. Gue harus membiasakan diri untuk kembali bangun pagi, karena selama liburan gue sering bergadang untuk bermain game.
Sekarang sedang jam istirahat. Gue sedang menyeruput es teh manis lewat sedotan, sembari berpangku tangan.
Jam istirahat gue kali ini terasa lebih meriah dengan hadirnya Yuki, Triana dan Putra. Mereka sedang asik mengobrol untuk saling mengetahui kisah masa lalu masing-masing.
"Kalau lu gimana don, pas masih SMP?". Tanya Yuki.
"Hah, gimana ya, kayanya gak ada yg spesial. Cuma sekolah, terus pulang dan main game atau nonton anime." Jawab gue enggan.
"Heeh, ngebosenin banget kehidupan SMP lu." Balas Yuki.
"Ya, mangkanya gak ada yg seru buat gue ceritain." Sambung gue.
"Kalau kamu gimana put?" Tanya Triana.
"Kayanya gue gak jauh beda. Palingan yg berbeda, gue main gamenya nebeng di rumah Donni. Hehehe..." Jawab Putra.
"Eh iya, kalian berdua kan temenan dari SMP. Gimana ceritanya kalian bisa temenan?" Tanya Triana lagi.
"Pasti karena duduk sebangku di kelas kan." Sela Yuki.
"Gue mana pernah satu kelas sama si Putra." Sahut gue.
"Heeh...!!!" Ucap Yuki dan Triana berbarengan.
"Terus gimana kalian bisa saling kenal?" Tanya Yuki.
"Itu karena Donni nolongin gue lewat game." Ucap Putra mengawali cerita.
Jadi si Putra ini tuh dari dulu entah kenapa sering didekati cewe-cewe. Kelihatannya karena Putra yg cukup friendly membuat para cewe nyaman berteman dengan dia.
Bahkan Putra lebih banyak berteman dengan lawan jenis ketimbang sesama jenis. Tetapi, hal itu sering membuat orang salah paham dan membuat si Putra di bully, karena mengira Putra merebut gebetan atau pacar mereka.
Kasus terakhir si Putra di bully dengan di siram air yg membuatnya basah kuyup oleh kakak kelas yg salah paham dengan Putra. Kemudian, gue lewat dan menyelamatkannya dan akhirnya gue dan Putra berteman.
"Kok ceritanya kaya drama percintaan." Keluh Yuki.
"Jangan-jangan kalian pasangan homo." Lanjutnya.
"Enak aja. Si kampret itu aja terlalu lebay ceritanya." Sanggah gue.
Padahal gue cuma kebetulan lewat dan ngeliat dia basah kuyup. Karena dia terus menatap gue dengan tatapan yg memelas sambil sesenggukan, akhirnya gue meminjamkan hoodie gue ke dia.
Terus, dia malah ngikutin gue ke rental PS. Gue main ke rental, karena pas itu lagi UAS dan gue dilarang main game sama enyak gue. Jadi, gue diem-diem main PS di rental.
Pas sampai rental gue dilarang masuk, gara-gara si Putra basah kuyup dan si abang rental gak mau tempatnya jadi kotor. Akhirnya, gue harus membatalkan niat gue buat main PS saat itu.
"Gue sebel banget sih pas itu. Ngapain sih lu ngikutin gue ke rental PS?" Tanya gue sebal.
"Karena gue gak punya temen cowo saat itu, dan lu baik banget mau nolongin gue. Gue jadi mau berteman sama lu." Balas Putra.
"So sweet banget. Kalian yakin bukan pasangan homo?" Sela Yuki.
Entah kenapa jawaban dari si kampret ini bikin orang salah paham terus. Seenggaknya pilih kata-kata yg lebih baik kek, biar orang gak salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Highschool Story : First Step (TAMAT)
HumorKisah seorang anak bernama Donni yg memilih menjadi otaku, setelah berkali-kali di tolak oleh banyak wanita dan membuatnya menjadi bahan olok-olokan seluruh siswa seangkatannya saat SMP, memulai langkah pertamanya memasuki dunia SMA. Dia berusaha un...