Chapter #28 - Terbentuknya Kelompok Belajar

8 5 0
                                    

Keesokan harinya, Yuki kembali mengumpulkan kami di kantin. Kami akan melakukan rapat tentang kelanjutan dari rencana kemarin.

"Jadi, gimana na. Nenek lu ngasih ijin gak, untuk tentang rencana kita kemarin?" Tanya Yuki dengan antusias.

"Eh, E... M... Boleh sih." Balas Triana.

"Yuhhuuu... Apa gue bilang, nenek lu pasti mengijinkannya. Cucunya aja baik begini, apalagi neneknya kan. Kebaikan lu ini pasti keturunan dari nenek lu." Sorak Yuki sembari memeluk Triana.

"Hehehe... Tapi..." Sambung Triana.

"Tapi apa?" Ucap Yuki.

"Nenek aku memberikan satu syarat." Jelas Triana.

"Heeh... Syarat?, Apa syaratnya?" Tanya Yuki.

"Syaratnya itu... Aku gak boleh kena remedial." Tutur Triana.

"Soalnya semester kemarin, gara-gara aku ketahuan kena remedial. Nenek sempat marah sama aku, apalagi setelah dia mendengar alasan aku kena remedial gara-gara salah mempelajari materi ulangan." Lanjutnya.

"Jadi nenek meminta aku untuk lebih fokus belajar dan tidak hanya bermain-main saja." Sambungnya.

"Huuh, kecerobohan lu memang kadang gawat sih na. Padahal lu termasuk murid yg pandai, kalau sedang tidak ceroboh." Sahut Yuki.

"Emang kecerobohan aku separah itu?" Tanya Triana.

"Orang yg naik komedi putar sampai mabok gara-gara kesenangan, sih. Cuma lu doang na, kayanya." Sela Gue yg membuat Yuki dan Putra tertawa.

Triana pun melemparkan tatapan marahnya ke gue dibarengi dengan menggelembungkan pipinya. Membuatnya terlihat lucu, mirip ikan fugu ketika menggelembung saat merasa dalam keadaan bahaya.

"Udah-udah jangan dengerin si Donni na, dia jahat emang anaknya." Ujar Putra.

Jahat?. Hey, gue hanya mengatakan fakta. Kenapa gue dianggap sebagai penjahat, hanya dengan mengungkapkan sebuah fakta.

"Tapi aku yakin kali ini. Aku gak akan ceroboh lagi dan pasti akan berhasil lolos UAS, tanpa terkena remedial sama sekali." Seru Triana.

"Berapa persen keyakinan lu itu?" Tanya gue.

"Mungkin 80%." Balas Triana.

"Yakin 80%?." Tanya gue lagi.

"Tunggu... 70% deh." Jawabnya dengan nada yg lebih pelan.

"Bener nih 70%. Jadi atau tidaknya rencana liburan UAS kita tuh, ada di tangan lu loh." Timpal gue.

"Mmm... 60% kayanya." Balas Triana dengan nada yg semakin tidak yakin.

"Kenapa makin turun?" Tanya gue bingung.

"50%." Ucap Triana dengan nada putus asa.

"Huuaahh... Yuki, maafin aku ya. Kayanya rencana liburan UAS kita harus dibatalkan. Maaf ya, aku emang teman yg gak berguna..." Sesal Triana yg kini berbalik memeluk Yuki.

"Tenang na, tenang. Jangan dengerin omongan begonya si Donni." Ucap Yuki sambil mengelus pucuk kepalanya Triana.

"Gue kan hanya memastikan." Balas Gue.

"Tapi, lu gak lebih baik juga, semester kemarin kan lu dapet 6 remedial. Lebih parah dari Triana, bahkan seluruh angkatan." Hardik Yuki.

Gue mendecih.

"Kenapa kalian gak bentuk kelompok belajar lagi aja. Buktinya, pas remedial kemarin kan sukses besar." Usul Putra.

"Karena acara liburan ini adalah rencana kita juga, jadi apa salahnya kita bantu Triana belajar sekalian." Sambungnya.

My Highschool Story : First Step  (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang