Huuuuhhh...!!!!
Kalian para pembaca pasti bosan kan melihat gue mengeluh terus setiap mengawali cerita.
Gue juga capek sebenernya mengeluh terus. Tapi entah kenapa, author brengsek ini selalu membuat gue mengeluh setiap harinya.
Apa sih yg sebenarnya dia pikirkan?
Sepertinya dia bahagia melihat gue menderita. Atau jangan-jangan, dia di sogok oleh dewi kesialan agar bikin gue selalu kena masalah?.
Ayo lah author, untuk sekali ini saja, buat cerita yg bikin gue merasa bahagia. Atau gue akan melakukan aksi mogok sebagai karakter utama.
"Don, kenapa bengong? Kamu kecapean ya abis remedial matematika tadi?" Ucap Triana yg duduk di sebelah gue.
Kini, gue sedang duduk di kantin bersamanya, sehabis menyelesaikan remedial matematika yg menjadi remedial terakhir gue tadi.
"Banget, gue beli es teh manis dulu deh buat ngisi ulang semangat gue." Balas gue sambil pergi menuju stand penjual es teh manis.
Akhirnya selesai juga perjuangan remedial gue selama 3 hari ini. Sebenarnya bukan karena masalah belajar atau remedialnya yg membuat gue merasa tersiksa.
Tentu saja alasannya karena si Yuki. Dia yg mengatur seluruh jadwal gue untuk mengambil 2 mata pelajaran per hari untuk di remedial. Kemudian dilanjut belajar bersamanya di kantin sekolah, hingga pukul 17.00.
Enyak gue juga memberikan pengamanan yg ketat. Gue dilarang masuk ke kamar saat malam dan membuat gue harus tidur di sofa ruang keluarga.
Dia melakukan itu, karena ada yg membocorkan alasan gue kena remedial gara-gara nonton anime pas tengah malam dan ketiduran saat mengerjakan soal UAS di pagi harinya.
Dan gue sangat yakin yg membocorkannya adalah Yuki. Karena Triana jelas tidak mungkin dan Putra, meskipun dia tidak bisa di andalkan, gue rasa dia gak akan menghianati gue.
Lagi pula, gimana cara dia bisa ngasih tau enyak gue?.
Biarlah...
Meski agak berlebihan, tapi dia melakukan itu demi gue. Mungkin gue harus berterima kasih padanya nanti.
"Ini na buat lu." Kata gue sembari menyodorkan es teh manis padanya.
"Makasih ya don." Ucapnya.
"Oh iya, Yuki sama Putra mana ya?" Lanjutnya.
"Tau tuh, mungkin mereka lagi syuting acara panji sang penakhluk." Jawab gue asal.
"Apaan sih kamu don." Balas Triana dibarengi tawanya.
"Hahaha, kayanya otak gue mulai error gara-gara kebanyakan belajar." Jawab gue lagi.
"Oh iya, aku punya sesuatu buat refresh otak kamu yg error itu." Ucap Triana sembari menyodorkan dua buah kertas berbentuk persegi panjang.
Gue mengambilnya satu dari tangan triana dan menelitinya. Kertas itu adalah sebuah tiket masuk ke taman bermain, yg berlaku untuk hari minggu nanti.
"Yuki..." Seru Triana sambil melambaikan tangannya ketika melihat Yuki yg baru tiba di kantin.
Gue pun menyimpan tiket yg diberikan Triana tadi di kantong kemeja putih gue.
"Gimana remedial kalian?" Tanya Yuki sembari duduk di kursi yg berada di sebrang kami.
"Aku cukup yakin sih, karena belajar sama kamu kemarin. Kalau aku belajar sendiri lagi, aku khawatir salah mempelajari materi lagi, kaya pas UAS kemarin." Jawab Triana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Highschool Story : First Step (TAMAT)
HumorKisah seorang anak bernama Donni yg memilih menjadi otaku, setelah berkali-kali di tolak oleh banyak wanita dan membuatnya menjadi bahan olok-olokan seluruh siswa seangkatannya saat SMP, memulai langkah pertamanya memasuki dunia SMA. Dia berusaha un...