Hari ini berada di minggu kedua bulan februari. Suasana sekolah cukup ramai oleh para murid yg berbisik-bisik tentang hari Valentine.
Buat gue hari valentine gak ada spesial-spesialnya. Bahkan gue malah membenci hari valentine, karena mengingatkan gue akan keputusan bodoh yg gue ambil saat SMP dulu.
Gue melangkah menghampiri Putra dan Triana yg berada di meja pojok kantin yg menjadi tempat kami biasa berkumpul, dengan membawa tiga gelas es teh manis.
Gue baru saja kalah beradu suit dengan mereka tadi, sehingga gue harus pergi membeli minuman sebagai hukumannya.
Sesampainya di sana, gue menaruh minuman itu di meja dan duduk di kursi dekat tembok yg menjadi spot favorit gue sambil menyeruput es teh manis yg gue bawa tadi.
"Eh, dua hari lagi mau valentine loh." Ucap Putra membuka pembicaraan.
Namun, tak satu pun dari kami yg merespon.
"Kok kalian gak semangat sih?." Tanya Putra.
"Hhmmm." Balas gue enggan sambil bertopang dagu.
"Kalau lu gimana na, pernah ngasih atau dapet sesuatu saat valentine?". Tanyanya lagi.
Triana hanya menggeleng dengan senyum kecilnya.
"Kalau lu... Gak ada juga ya, hehehe..." kelit Putra, karena gue melempar tatapan tajam padanya.
"Gue gak tertarik sama yg begituan, menurut gue sama aja kaya hari biasa. Toh, itu juga bukan budaya negara kita." Tutur gue.
"GAWAT...!!!" Ucap Yuki yg baru saja tiba, dengan nafas yg naik turun dan membuat kami terkejut.
"A... Apanya yg gawat ki?" Tanya Triana.
"Hari minggu... Nanti... Toko tempat gue... Kerja... Part time..." Ujar Yuki sambil mencoba menstabilkan nafasnya.
"Kamu tenang dulu ki. Duduk dulu sini, terus minum dulu sebelum melanjutkan ceritanya." Sela Triana.
Setelah cukup tenang dan nafasnya mulai stabil, Yuki melanjutkan ceritanya. Dia mengatakan kalau weekend nanti, toko tempat dia bekerja part time akan mengadakan event besar.
Bu manager baru saja memberitahukannya lewat telepon dan meminta Yuki untuk mencari pegawai tambahan untuk membantunya di acara nanti.
"Gue butuh dua orang cowo dan satu orang cewe." Jelas Yuki.
"Jadi, gue mohon ke kalian buat bantuin gue di hari sabtu dan minggu nanti. Dua hari doang kok, gak lama." Pintanya sambil menundukkan kepala dan merapatkan kedua tangannya.
"Dan bu manager juga bilang akan memberikan sedikit uang jajan untuk kita sebagai gantinya." Tambahnya.
Jelas ini sangat aneh. Kenapa yg di butuhkan bisa spesifik banget yaitu dua cowo dan satu cewe, udah gitu mintanya dadakan lagi. Gue gak yakin kalau ini sebuah kebetulan.
"Boleh kok, Sepertinya seru. Apalagi bu manager juga baik banget, sampai menyediakan kue pas acara ulang tahun aku kemarin." Jawab Triana.
"Dan aku juga bisa minta ijin buat gak ikut eskul hari sabtu ini, soalnya kami sedang latihan bebas karena pelatih sedang ada urusan dan gak bisa hadir." Lanjutnya.
Hoi, lu menilai bu manager terlalu tinggi na. Belum tau aja, kalau dia tuh suka memanfaatkan kebaikan orang dan gue sudah pernah menjadi korbannya.
"Ya, oke lah. Weekend ini gue gak ada acara juga." Sambut Putra.
Huuh, si Putra juga malah setuju. Apa kalian gak paham kalau ini tuh cuma akal-akalan bu manager, biar bisa dapet pegawai yg bisa dibayar murah.
"Kalau lu gimana don?" Tanya Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Highschool Story : First Step (TAMAT)
HumorKisah seorang anak bernama Donni yg memilih menjadi otaku, setelah berkali-kali di tolak oleh banyak wanita dan membuatnya menjadi bahan olok-olokan seluruh siswa seangkatannya saat SMP, memulai langkah pertamanya memasuki dunia SMA. Dia berusaha un...