Hari yg dinantikan itu pun tiba, hari dimana kami akan merayakan ulang tahunnya Triana. Sebenarnya gue gak terlalu tau tentang detail dari rencana ini, Yuki hanya memberikan arahan untuk membawa Triana ke Pillo Mall dan sisanya akan di urus oleh bu manager.
Seusai sekolah kami bertiga mengajak Triana hangout ke Pillo mall. Triana pun menyetujui ide itu tanpa rasa curiga sama sekali. Sehingga mempermudah kami menjalankan rencana ini.
Sesampainya di Pillo Mall, kami langsung menuju ke Sport Center. Kehadiran kami pun langsung disambut oleh para pegawai toko beserta cosplayer dari anime kingdom yg juga turut membantu memeriahkan acara ini.
Dekorasi yg terpasang di toko ini pun tidak terlalu heboh, namun masih memberi nuansa yg meriah dan tidak mengganggu pelanggan lain yg ingin berbelanja.
"Selamat ulang tahun nona Triana." Ucap mereka serempak, membuat Triana terkejut.
Dan bukan Triana saja yg terkejut, kami semua juga terkejut dengan sambutan itu. Bahkan beberapa pelanggan yg penasaran, melemparkan pandangannya ke arah kami.
Mungkin mereka akan berpikir kalau yg sedang ulang tahun ini adalah anak pemilik toko atau semacamnya. Sehingga para pegawai toko mau repot-repot mendekorasi dan menyambut kami.
Kami pun bergantian mengucapkan selamat pada Triana. Sedangkan, Triana hanya manggut-manggut sembari mengucapkan terima kasih.
"Bagaimana na, kamu terkejut gak?" Tanya Yuki.
"Iya aku kaget banget. Soalnya ini pertama kalinya ulang tahun aku dirayakan di toko sepatu." Balas Triana di tambah dengan senyumnya.
Gue rasa ini bukan hanya pertama kalinya buat Triana, tapi juga untuk dunia. Mana ada sih orang yg kepikiran mau merayakan ulang tahun di toko sepatu, kalau bukan Yuki dan bu manager.
Harusnya perayaan ini bisa tercatat di museum rekor indonesia, atau bahkan Guinness World Record. Sebagai ide perayaan ulang tahun yg tidak pernah terpikirkan oleh umat manusia.
Tapi, biarlah. Toh Triana sepertinya merasa senang juga, dan itu kan yg jadi tujuan perayaan ulang tahun.
"Lu tau gak na, kenapa kami memilih merayakan ulang tahun lu di sini?" Tanya Yuki.
Triana menggeleng.
"Karena, kami mau ngasih kamu sepatu basket dan kamu boleh pilih sepatu yg kamu suka." Sambung Yuki.
"Wahh, makasih banget loh." Ujar Triana.
"Tapi, kenapa sepatu basket?" Lanjutnya.
"Soalnya, kaki lu kemaren lecet gara-gara bertanding menggunakan sepatu sekolah. Gue gak mau itu terulang." Jelas Yuki.
"Lagi pula kalau lu pakai sepatu basket, lu bisa menunjukkan aksi yg lebih hebat lagi saat bertanding nanti." Sambut Putra
"Waahh... Makasih ya. Kalian memang teman terbaik deh." Ucap Triana.
"Sekarang saatnya kita memilih sepatu." Usul Yuki.
"Ki, lu gak serius kan dengan omongan Triana bisa bebas memilih sepatu manapun yg dia mau." Bisik gue.
"Serius kok." Jawab Yuki datar.
"Heh, duit dari mana. Sepatu yg sesuai sama budget kita kan, cuma model yg kemarin itu saja. Kalau Triana memilih sepatu yg mahal gimana?" Bisik gue lagi.
"Tenang aja, pokoknya serahkan sama gue." Balas Yuki.
Hoo, mungkin dia punya trik lain untuk membuat Triana senang dengan berlagak memberikan kebebasan pada Triana untuk memilih sepatu basket mana saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Highschool Story : First Step (TAMAT)
HumorKisah seorang anak bernama Donni yg memilih menjadi otaku, setelah berkali-kali di tolak oleh banyak wanita dan membuatnya menjadi bahan olok-olokan seluruh siswa seangkatannya saat SMP, memulai langkah pertamanya memasuki dunia SMA. Dia berusaha un...