Chapter #24 - Kado Ulang Tahun

5 4 0
                                    

Beberapa hari setelah menonton pertandingan basketnya Triana. Yuki kembali mengumpulkan kami, namun kali ini tanpa kehadiran Triana.

Kami berkumpul seusai sekolah, di sebuah cafe dekat sekolah yg baru saja dibuka. Meskipun harga di cafe ini terbilang cukup murah, karena target mereka adalah para siswa.

Tapi tetap saja, es teh manis yg biasanya gue beli di kantin seharga tiga ribu, harus gue bayar dengan lima ribu disini. Padahal rasa es teh manisnya sama saja, yg membedakan hanya gelasnya yg memiliki tampilan yg lebih keren seperti yg biasa ada di cafe-cafe pada umumnya.

"Jadi gini, gue mengumpulkan kalian karena minggu depan Triana akan berulang tahun." Ucap Yuki.

"Gue mau bikin kejutan buat dia dengan membelikannya kado. Kira-kira kalian tau gak apa yg disukai Triana?" Lanjutnya.

Putra menggeleng sambil menyedot minuman berwarna ungu miliknya, yg baru pertama kali gue lihat.

"Lu sendiri tau gak ki?" Putra bertanya balik.

"Gue juga bingung. kalau tau sih gue gak akan capek-capek bertanya tadi." Balas Yuki yg sedang memainkan sedotan di minumannya yg berwarna hijau, yg gue juga gak tau apa itu.

"Lu ada ide gak don?" Tanya Yuki lagi.

"Kayanya dia butuh sepatu basket. Apalagi kemaren kakinya lecet pas pertandingan, karena dia pakai sepatu sekolah untuk main basket." Jawab gue.

"Bener juga lu don." Sahut Putra.

"Huuh, gue juga sempet mikir gitu. Cuma kan harga sepatu basket gak murah." Ucap Yuki.

"Kan kita bisa patungan. Satu orang kira-kira 100 ribu aja, kita udah punya 300 ribu." Usul gue.

"Gue rasa dengan 300 ribu, kita bisa beli sepatu basket. Meskipun hanya merek lokal dan bukan merek terkenal. Lagi pula, barang lokal kita tuh kualitasnya gak buruk kok." Sambung gue.

"Emang lu ada duitnya don, 100 ribu?" Tanya Putra.

"Kalau gue bongkar tabungan rahasia gue sih cukup kayanya." Balas gue.

"Oke deh, gue juga bongkar tabungan game gue." Ujar Putra.

"Kalau lu gimana ki?" Tanya Putra lagi.

"Kalau gue bisa ambil tambahan shift part time minggu ini. Jadi, gak masalah." Sahut Yuki.

Setelah kami semua setuju dengan ide sepatu basket itu. Kami melanjutkannya dengan menentukan bahwa hari sabtu nanti, kami akan mengumpulkan uangnya dan membelinya di Pillo Mall.

***

Di hari yg di janjikan itu, gue sedang bersandar di tempat biasa gue eskul, sambil memainkan 3DS gue.

"Don..." Sapa Yuki yg mengenakan celana kodok yg waktu itu dia pakai saat ke dufan. Namun, kali ini dia memakai kaos putih lengan pendek.

"Hhmmm..." Balas gue.

"Ayo kita pergi ke Pillo mall, mumpung Triana masih latihan basket." Ujar Yuki.

Yuki juga bilang, kalau nanti Triana selesai latihan dan tahu kami akan ke Pillo Mall, dia pasti akan minta ikut. Sehingga akan membuat kami kesulitan untuk membeli sepatu basket yg akan dijadikan hadiah untuknya itu.

Gue pun menurutinya, memasukkan 3DS gue ke dalam tas. Serta bangkit dan berjalan mengekor di belakang Yuki.

Setelah sampai di luar gerbang sekolah, gue gak melihat kehadiran si Putra. Gue pun bertanya pada Yuki dan dia menjawab kalau Putra gak bisa ikut ke Pillo Mall. Sehingga kami hanya pergi berdua saja.

My Highschool Story : First Step  (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang