Kini gue tengah berada di kantin bersama Triana dan Putra. Gue sedang bertelungkup di meja kantin, karena lelah setelah berjibaku dengan soal-soal UAS selama seminggu kemarin.
Setelah tadi, kami dibagikan rapot bayangan oleh bu lativa. Kami sepakat untuk berkumpul di kantin untuk saling memperlihatkan rapot bayangan kami.
Sekarang, kami sedang menunggu Yuki yg sedang ada urusan di ruang guru. Bu lativa tadi menyuruhnya ikut ke ruang guru, setelah pembagian rapot bayangan selesai.
Gue jadi penasaran, kenapa si Yuki dipanggil ke ruang guru. Apa jangan-jangan nilainya ngedrop dan dapat banyak remedial?. Soalnya selama belajar kelompok kemarin, Yuki lebih sibuk mengajari kami ketimbang dia belajar sendiri.
"Haai... Sori ya, jadi harus nungguin gue dulu." Ucap Yuki yg baru saja tiba.
"Gimana hasil ulangan lu na?" Tanyanya.
"Aman ki, meskipun ada satu yg pas banget nilainya sama nilai KKM. Tapi gak masalah, karena itu tetap terhitung lulus meski nilainya pas-pasan. Hehehe..." Jawab Triana dengan nada riang.
"Wuuhhuuu, bagus deh. Berarti acara barberque yg kita rencanakan, bisa terwujud." Sambut Yuki tidak kalah senang.
"Terus nilai lu gimana don?. Jangan bilang lu kena remedial lagi." Tanya Yuki beralih menatap gue.
Gue menjawabnya dengan menunjukan rapot bayangan gue. Yuki pun meneliti semua nilai mata pelajaran gue, satu per satu.
"Huuh, nilai lu aman juga ternyata. Gue kira lu kena remedial lagi, makannya lu lesu begitu." Ujar Yuki.
"Gue lesu karena beberapa bulan terakhir ini gue jadi kesulitan punya waktu luang buat main game dan nonton anime." Gerutu gue.
"Tapi hasilnya bagus kan, lu jadi gak kena remedial sama sekali sekarang." Sahut Yuki.
"Gue gak tau itu bisa dibilang bagus apa gak buat gue." Balas gue.
"Haah?" Yuki mencibir.
"Tapi, gue tetap harus berterima kasih sih sama lu ki. Makasih ya ki." Ucap gue diakhiri senyum kecil yg tidak disengaja.
"Iya ki, aku juga mau berterima kasih sama kamu. Berkat belajar kelompok kemarin, aku bisa lebih fokus belajar dan lolos ujian ini tanpa kena remedial satu pun." Timpal Triana yg kini memeluk Yuki yg duduk di sebelahnya.
"Gak ada yg makasih ke gue nih?. Gue kan juga bantuin kalian belajar, meski cuma sedikit." Sela Putra.
"Lu lebih sering ganggu gue pas belajar put." Ujar gue.
"Terus, lu juga kebanyakan nyemil dari pada fokus belajar." Yuki menimpali.
"Heeh... masa sih?" Sanggah Putra.
"Iya...!!!" Tegas gue dan Yuki serempak dan membuat kita semua tertawa.
"Eh iya, nilai lu sendiri gimana ki?" Tanya gue.
"Aman kok." Jawabnya simpel.
"Terus, kenapa tadi lu dipanggil ke ruang guru?" Tanya gue lagi.
"Hahaha... Lu kira gue dipanggil ke ruang guru, gara-gara gue kena remedial?" Balas Yuki.
"Sory ya, gue tuh di panggil ke ruang guru, justru karena nilai gue tinggi dan mereka menawarkan gue untuk ikut program beasiswa." Sambungnya.
"Hheeehh...!!!" Kami bertiga terkejut mendengarnya. Sebab gue sendiri gak menyangka kalau Yuki tuh akan sebagus itu nilainya, apalagi sampai mendapat program beasiswa.
Karena biasanya, program itu hanya diberikan untuk 10 murid terbaik dengan nilai tertinggi dalam satu angkatan. Hebat juga ternyata Yuki bisa menjadi salah satu dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Highschool Story : First Step (TAMAT)
HumorKisah seorang anak bernama Donni yg memilih menjadi otaku, setelah berkali-kali di tolak oleh banyak wanita dan membuatnya menjadi bahan olok-olokan seluruh siswa seangkatannya saat SMP, memulai langkah pertamanya memasuki dunia SMA. Dia berusaha un...