Khafi membuka kedua kelopak mata tepat saat shalat shubuh berkumandang. Sayang sekali Khafi terlambat untuk tahajud. Segera dirinya bangun merasakan seluruh punggung nya sakit karena ukuran sofa lebih pendek dari tubuh Khafi.Ia berjalan menuju kamar mandi hendak mengambil air wudhu. Melihat Lila yang masih terlelap, Khafi pun berniat ingin membangunkan Lila.
"Lilaa.. Ayo bangun.. Kita shalat shubuh berjama'ah. " Ucap Khafi pelan. Dengan lembut ia menepuk lengan Lila yang tertutup selimut agar isterinya tidak kesal.
Lila hanya bergumam tidak jelas setelah itu merubah posisi tidurnya. Khafi menghela napas bingung bagaimana cara membangunkan seorang wanita.
"Lila.. Cepatlah bangun. Sebentar lagi waktu shubuh akan segera habis. " Ucap Khafi lagi.
Merasa tidurnya diganggu. Lila menjadi kesal, dan langsung terduduk dengan rambut acak-acakan.
"Apa siii?! Gue ngantuk. Kalo lu mau shalat, shalat aja. Jangan ngajak gue!! " Kesal Lila mendorong tubuh Khafi agar menjauh.
"Ayo shalat dulu. Ini wajib Lilaa.. Semalam juga kita belum shalat sunah. " Ucap Khafi. Memang benar jika semalam mereka tak shalat sunah, padahal niat awal setelah mandi Khafi ingin mengajak Lila untuk shalat sunah. Tapi Khafi mendapati Lila sudah tertidur, Khafi tidak enak jika harus membangunkan istrinya.
"Ini masih pagi. Lu ngga usah ceramah! " Ucap Lila dengan malas sambil menaikan selimut menutupi badan nya.
"Baik jika kamu tidak ingin bangun sendiri tidak apa. Tapi jangan salah kan saya jika saya akan menggendongmu ke kamar mandi. " Ancam Khafi.
Khafi merasa mungkin dengan ancaman seperti ini berharap Lila mau menurutinya.Dan benar saja, begitu mendengar perkataan Khafi kedua mata Lila terbuka sempurna, segera dirinya bangun menatap sebal ke arah Khafi.
"Iyee gue bangun.. Dasar aki-aki. " Umpat Lila. Berangsur pergi dari hadapan Khafi.
"Sabar Khafi. Isteri kecilmu memang sedikit menyebalkan. " Gumam Khafi mengikuti Lila ke kamar mandi.
Begitu sampai di kamar mandi Khafi mendapati Lila hanya terdiam melihat kran yang terus mengalir.
"Kenapa belum ambil wudhu? " Tanya Khafi bingung.
"Gue lupa cara wudhu. " Jawab nya.
Khafi terdiam memperhatikan Lila. Seberapa jauh kah kamu melupakan agamamu? Fikir Khafi.
"Tidak apa-apa. Akan saya ajarkan. Kamu lihat saya saja. " Ucap Khafi tersenyum. Khafi pun mulai berwudhu dan begitu selesai giliran Lila yang berwudhu.
Setelah selesai berwudhu Khafi menyiapkan alat shalat untuk nya dan juga Lila.
"Bagaimana cara shalat? " Ucap Lila pada dirinya sendiri. Entah lah sejak tadi Lila hanya terdiam ketika Khafi memberikan pengarahan.
"Kamu ikuti saya saja. " Jawab Khafi mulai mempersiapkan alat sholat. Setelah itu mereka shalat shubuh dan dilanjut shalat sunnah pengantin.
Untuk kesekian tahun baru kali ini Lila shalat. Terakhir ia shalat ketika dirinya memasuki sekolah dasar. Bahkan baca al-qur'an saja dia tidak tau.
*****
Matahari mulai terbit, sejak selepas shalat shubuh tadi Khafi sudah disibukan oleh pekerjaan di halaman. Bahkan ketika semua orang masih tertidur, termasuk Lila juga tertidur selepas shalat shubuh, Khafi memaklumi. Tapi pelan-pelan Khafi akan mengarahkan Lila."Haduh nak.. Pagi-pagi sudah bersih-bersih. Malah jadi merepotkan, kamu anggota baru tapi malah kerja sedangkan kami masi terlelap. " Ucap Papa Lila yang baru datang dan mendapati Khafi tengah mencabuti beberapa rumput liar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahtera Cinta Gus Khafi
Teen FictionAnnasya Rafania Lila adalah gadis yang selalu dikelilingi kemewahan yang ada. Namun siapa sangka diumurnya akan menginjak 18 tahun ia harus dipaksa menikah dengan seorang Gus yang umur nya sangat terpaut jauh dari nya. Tentu Lila sangat tak terima d...