Lila nampak celingukan saat membuka pintu kamar Khafi, berharap di dalam kamar tidak ada orang sama sekali.
Dan saat pintu terbuka dengan sempurna, Lila dapat menghembuskan napas lega. Tidak ada keberadaan Khafi dalam kamar, jadi Lila tidak perlu merasa gugup. Jujur saja malam ini, Lila masih sedikit gugup untuk kembali satu kamar lagi dengan Khafi, tapi mana mungkin Lila akan melarang Khafi masuk terlebih kamar ini adalah kamar milik pria itu.
"Seenggaknya beliau ngga ada disini sampe aku selesai mandi. " Gumam Lila seraya berjalan menuju koper miliknya. Lebih baik sekarang Lila membersihkan badan terlebih dahulu, setelah itu barulah Lila merapikan isi kopernya.
Seharian ini Lila memang belum membereskan barang-barang, bagaimana ingin membereskan jika sejak pagi mereka sudah sangat sibuk. Padahal Lila disini sejak kemaren, tapi pakaian nya masih belum keluar dari dalam koper.
Lila segera mengambil pakaian serta alat mandi lalu segera masuk dalam kamar mandi. Ngomong-ngomong soal kamar mandi, Lila baru sadar ternyata Khafi membuat kamar mandi di dalam kamar, pasalnya seingat Lila dulu kamar mandi mereka masih berada di luar Ndalem.
Begitu Lila membuka pintu, secara bersamaan seseorang muncul dari balik pintu membuat Lila langsung terpelonjak kaget, jika tidak ingat tempat, Lila pasti akan langsung teriak dengan sangat kencang.
"Astaghfirullah Abang Gus!! " Pekik Lila saking terkejut nya. Tanpa aba-aba, wanita itu langsung menutup mata dengan rapat. Bagaimana tidak, Lila melihat Khafi keluar hanya bertelanjang dada.
"Kamu kenapa? " Tanya Khafi santai seraya melewati Lila begitu saja. Mendengar hal itu, tentu Lila langsung mendengus kesal tanpa berniat membuka mata.
"Abang Gus.. Bajunya dipake dulu, nanti malah masuk angin.. Kenapa keluar ngga pake baju? " Omel Lila. Seakan kegugupan yang Lila rasakan saat ini hilang seketika, gadis itu justru kesal dengan Khafi.
"Saya lupa bawa baju ganti. " Jawab Khafi tanpa merasa berdosa sedikitpun.
"Yaudah buruan pake baju nyanya! " Titah Lila.
Khafi menoleh ke arah istrinya masih saja memejamkan mata, senyum jahil terbit di wajah nya. Khafi berniat ingin mengerjai Lila, ia pun segera mengambil baju di lemari setelah itu berjalan menghampiri istrinya.
"Udah selesai? " Tanya Lila.
"Sudah. " Jawab Khafi menarik tangan yang menutupi kedua mata Lila. Mau tak mau Lila membuka mata dan melihat Khafi bertelanjang dada, sampai detik berikut nya Lila langsung terkejut dan berlari ke sudut kamar sambil menutup mata. Rupanya Khafi sedang mengerjai dirinya.
Tawa Khafi pecah saat itu juga, bahagia rasanya saat mengerjai Lila.
"Aaa Ya Allah.. Abang Gus! Baru juga nikah, ko ngeselin banget.. Buruan pake baju!! " Rengek Lila masih dalam posisi yang sama.
"Jugaan kenapa? Lagipula kita sudah nikah. " Ucap Khafi setelah tawanya mereda.
"Yaa Lila masih takut. "
"Takut? Takut sama apa? "
"Itu perutnya serem. " Khafi mengerutkan kening, lalu menunduk menatap perutnya. Sepertinya tidak ada masalah, lalu apa yang perlu di takutkan?
"Serem apanya? "
"Itu ada sawah-sawah nya. "
"Hah? "
"Astaghfirullah Abang Gus.. Yang kotak-kotak itu loh. Udah ah Lila mau mandi aja. " Segera Lila melesat masuk dalam kamar mandi meninggalkan Khafi dengan wajah cengo.
Tak selang beberapa lama, tawa Khafi pecah begitu saja. Pria itu gemas sendiri melihat istrinya lari terbirit-birit masuk dalam kamar mandi.
"Ngga mau megang sawahnya, Lila?! " Seru Khafi disertai godaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahtera Cinta Gus Khafi
Teen FictionAnnasya Rafania Lila adalah gadis yang selalu dikelilingi kemewahan yang ada. Namun siapa sangka diumurnya akan menginjak 18 tahun ia harus dipaksa menikah dengan seorang Gus yang umur nya sangat terpaut jauh dari nya. Tentu Lila sangat tak terima d...