Tak terasa sudah hampir satu tahun Lila berada di Yaman, sedangkan Khafi sendiri sudah kembali ke Indonesia sejak sepuluh bulan lalu. Tak ada salam perpisahan ataupun mengantar. Selama Khafi disini juga Lila jarang ataupun bahkan tidak pernah bertemu Khafi. Tapi dengan begitu Lila bisa lebih fokus mengurus tugas skripsi nya. Mungkin sekitar satu bulan lagi karena skripsi sudah di acc jadi hanya tinggal sidang saja.
"Alhamdulillah akhirnya selesai juga kita kuliah. Ngga kerasa ya Nay, bentar lagi kita lulus. Pasti ngga bakal bisa ketemu karena kamu pasti bakal kembali ke Aceh. " Ucap Lila menunduk. Sedih rasanya jika mengingat itu, tapi apa boleh buat, kehidupan terus berjalan. Mereka tidak bisa hanya diam tanpa adanya perubahan sama sekali.
"Nanti kalo kamu nikah undang aku yaa. In sya Allah kalo aku ada waktu dan rezeki aku pasti akan datang. " Jawab Naya.
"Oke.. Kalo gitu besok aku undang deh. "
"Semoga setelah ini tidak ada lagi pernikahan ketiga ataupun keempat dan seterusnya untuk kalian berdua, semoga Allah selalu memberkahi kehidupan kalian. " Ucap Naya menggengam tangan Lila.
"Aamiin semoga saja. Terimakasih do'a nya Nay. Aku juga bakal do'ain setelah aku, giliran kamu yang bakal nyusul. Hehehe. " Ucap Lila bermaksud menggoda Naya, walau bisa saja itu terjadi.
"Aku masih lama Lil, tapi kalau yang punya takdir ingin seperti itu yaa aku ngga bakal nolak. Hehee. " Jelas Naya juga ikut terkekeh. Keduanya berhambur dalam pelukan masing-masing, setelah ini mungkin mereka tidak akan bisa berbincang sesantai seperti ini.
"Kamu mau ikut aku belanja oleh-oleh, ngga?" Tanya Lila begitu pelukan mereka mengurai.
"Boleh. Kalau gitu ayok siap-siap. "
*****
Lila dan Naya sibuk melihat beberapa pernak-pernik yang akan ia bawa pulang nanti. Ada begitu banyak barang oleh-oleh disini. Lila saja sampai bingung memilihnya."Kamu mau beli apa? "
"Ngga tau aku bingung. Aku pengen beli tasbih buat Abang ku. " Jawab Lila sembari melihat beberapa barang.
"Bang Nau? " Naya memang mengenal Abang nya, tapi mereka sama sekali belum pernah bertemu.
"Ya iya dong. Abang ku cuma itu. Emang mau siapa lagi. " Jawab Lila terkekeh.
"Buat Gus Khafi ngga Lil? "
Lila menoleh ke arah Naya, ia tau jika Naya saat ini sedang menggoda dirinya.
"In sya Allah. " Jawab Lila.
Lila membeli beberapa abaya untuk Mama dan Umi Sofia, lalu gamis pria untuk Bang Nau, Papa, Kyai Mustafa, Pak Deni, Rehan dan juga Khafi. Tidak sopan saja jika ia tidak membelikan beliau seorang diri. Setelah itu ia juga membeli beberapa sorban, niqab, gantungan kunci, dan pernak pernik lain nya.
Sampai sudah tiga kantung besar sukses dibawa oleh Lila, sementara Naya hanya membeli beberapa karena keluarga nya juga tidak sebanyak Lila. Setelah dirasa puas berbelanja, Lila dan juga Naya kembali ke Apartement mereka.
******
"Hallo dek kapan pulang? " Tanya Nauval begitu panggilan terhubung. Pagi-pagi sekali sang kakak sudah menelfon. Mungkin waktu Indonesia sudah menunjukan pukul 8 pagi, sementara di tempat Lila masih pukul 4 pagi."Assalamu'alaikum dulu Bang. " Pesan Lila. Untung saja dia baru selesai shalat tahajud, jadi tidak merasa dibangunkan oleh Abang nya.
"Heheee.. Maaf Bu Ustadzah. Assalamu'alaikum Adek Abang paling cantik, paling kiyut diantara yang lain. " Goda Nauval disertai kekehan kecil.
"Waalaikumsalam, ihh Abang!! Ngga pake kiyut juga, geli denger nya. " Cibir Lila seraya mengerucut kan bibir.
"Iyaa deh. Abang cuma mau tanya kamu pulang nya kapan? Tadi pagi Mama tanya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahtera Cinta Gus Khafi
Teen FictionAnnasya Rafania Lila adalah gadis yang selalu dikelilingi kemewahan yang ada. Namun siapa sangka diumurnya akan menginjak 18 tahun ia harus dipaksa menikah dengan seorang Gus yang umur nya sangat terpaut jauh dari nya. Tentu Lila sangat tak terima d...