Bagian 2

2.7K 104 9
                                    


Khafi berjalan menuju ke kelas Fiqih. Hari ini merupakan hari pertama nya mengajar di Pesantren, namun ia merasa sedikit malas untuk mengajar karena kelas yang akan diajar adalah kelas santriwati. Pasti akan banyak yang memperhatikan nya.

"Assalammualaikum. " Ucap Khafi datar ketika masuk ke dalam kelas. Seketika suasana ruangan menjadi dingin dan mencekam karena kedatangan Khafi.

"Waalaikumsalam Gus. " Jawab semua santriwati serempak.

"Baik kita tidak usah berlama-lama. Sekarang kalian buka kitab Fiqih pelajari bab bidayatul hidayah tentang aqidah seorang mukmin. Setelah faham nanti saya jelas kan. " Ucap Khafi tanpa menatap ke arah santriwati yang tengah menatap nya dengan tatapan kagum.

"Baik Gus. " Jawab semua nya.

"Gus! " Panggil salah murid di sana. Khafi menatap ke arah depan dimana sesosok gadis cantik tengah tersenyum manis ke arah Khafi.

"Iya ada apa? " Tanya Khafi tanpa basa-basi.

"Saya izin ke UKS, boleh Gus? Kepala saya tiba-tiba terasa sedikit pusing. " Ucap santri tersebut yang diketahui bernama Fitri.

"Kamu sakit? " Tanya Khafi yang dibalas anggukan kecil dari Fitri.

"Baik, silahkan. " Jawab Khafi datar dan kembali ke kegiatan sebelum nya. Fitri pun berdiri dari tempat nya dan berjalan hendak keluar, ketika sudah sampai di depan meja Khafi ntah disengaja atau tidak, Fitri langsung jatuh ke lantai. Reflek bukan nya membantu Khafi justru berdiri dengan wajah sedikit terkejut.

"Cepat bantu teman kalian! " Titah Khafi. Beberapa santri berdiri lalu membantu Fitri untuk berdiri.

"Kau tak apa-apa? " Tanya Khafi dengan wajah sama seperti sebelum nya. Datar dan dingin.

"Nggeh Gus, saya tidak apa-apa. Yowes Gus saya permisi ke UKS langsung, Assalammualaikum. " Ucap Fitri dengan senyum keterpaksaan.

"Waalaikumsalam. " Jawab Khafi yang kembali duduk ditempat nya.

Ketika sampai di luar kelas, langsung Fitri menghempas kan tangan teman sekelas yang berada di bahu nya.

"Udah.. Aku bisa sendiri. " Ucap Fitri sambil berdecak sebal.

"Nanti kamu jatuh lagi kaya tadi gimana? Udah, aku pengangin sampe ke UKS. " Ucap Amanda, santri yang membantu Fitri tadi.

"Ngga perlu Man.. Tadi itu cuma cara biar Gus Khafi nolong dan perhatian sama aku, eh ternyata dia malah nyuruh orang buat ngebantu aku. " Cibir Fitri dengan kesal. Amanda yang mendengar itu sesaat terkekeh, ternyata teman nya tengah mencoba menarik perhatian sang Gus.

"Husss.. Kalo ngomong!! Dia itu Gus kita, mimpi kamu kalo dia bakal bantu. Terlebih kamu juga bukan siapa-siapa Gus Khafi, jadi ngga mungkin dia nolong kamu. " Ucap Amanda menasehati.

"Tapi aku tu suka sama Gus Khafi, Man! Pokoknya sebelum ada kata 'sah' di rumah Ndalem maka kesempatan aku untuk mendapatkan nya masih bisa. " Ucap Fitri dengan percaya diri dan optimis.

"Jangan terlalu berharap sama yang tidak pasti malah jatuh nya sakit kalau di luar ekspetasi kita. Mending berharap itu sama Allah yang pasti, kalo kamu suka sama Gus Khafi maka sebut dia disepertiga malam mu. Bukan cara seperti ini! Yang ada bukannya suka, malah Gus Khafi jadi rada ilfil kalo deket sama kamu." Jelas Amanda.

Bahtera Cinta Gus KhafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang