Mereka bertiga baru tiba di pantai. Rehan lebih dulu turun dari mobil kemudian berlari kearah bibir pantai.
"Rehan hati-hati sayang! " Teriak Khafi seraya mengambil perlengkapan mereka dibelakang bagasi mobil.
"Abaang Gus.. Lila nyusul Rehan yaa? Hehehe.. " Pinta Lila menarik ujung baju Khafi.
Khafi tersenyum mengacak-acak puncak kepala Lila yang tertutup oleh hijab.
"Pergilah. " Jawab nya. Lila terlihat begitu senang nya dengan cepat Lila berlari ke bibir pantai menyusul Rehan yang sudah bermain pasir.
Khafi duduk dipinggir pantai usai membawa perlengkapan mereka bertiga. Ia mengamati Lila dan juga Rehan begitu asik bermain, bahkan Lila terlihat seperti anak kecil, jika orang lain tidak tau Lila siapa bisa saja dianggap anak kecil padahal aslinya seorang isteri dan juga ibu.
"Abang Gus ayooo... " Teriak Lila berlari ke arah Khafi menarik tangan kekar Khafi.
"Kamu saja. Saya akan menunggu disini. " Tolak Khafi melepaskan tangan nya. Lila berkacak pinggang dengan bibir yang menggerutu.
"Rehan!! Ayo bantu Umi, bawa Abi mu ikut main bersama kita! " Teriak Lila mengajak Rehan, dengan semangat Rehan berlari kemudian ikut menarik tangan Khafi.
"Abii... Ayoo kita main. " Ajak Rehan. Kedua orang ini tetap keukeh ingin Khafi ikut, akhirnya Khafi pun mengiyakan ajakan mereka.
Ketiga nya begitu senang bermain air pantai, tawa bahagia ketiganya selalu menghiasi wajah mereka.
"Abii Abii.. " Ucap Rehan menarik ujung baju Khafi. Khafi yang tengah menyiprati air ke arah Lila langsung terhenti kemudian berbalik menghadap Rehan.
"Iyaa sayang, ada apa? " Tanya Khafi.
"Rehan haus. "
"Kalau begitu sebentar, Abi ambilkan minum yaa. " Ucap Khafi hendak beranjak pergi namun dicegah oleh Rehan.
"Jangan Abi.. Biar Rehan yang ambil, kan Rehan udah besar. Abi tinggal bilang dimana tempatnya. " Jelas Rehan.
"Pinter nya anak Abi.. Botol minum nya ada dalam tas Umi berwarna merah.. Hati-hati jalan nya. " Pesan Khafi.
"Baik Abii. "
Khafi masih terfokus memperhatikan Rehan, tanpa diduga diam-diam Lila berjalan dari belakang bersiap mencipratkan air ke wajah Khafi.
"Yeyeye.. Lila menang!! " Teriak Lila melompat kegirangan, begitu wajah Khafi sudah basah karena cipratan dari Lila.
"Awas yaa kamu. " Ucap Khafi tersenyum licik.
"Aaaaaaaa... Rehan tolong Umii. " Pekik Lila berlari terbirit-birit karena Khafi mengejar nya.
Dengan satu tarikan tubuh Lila sudah berada dalam dekapan Khafi, Lila memejamkan mata karena ketakutan.
"Ampun Abang Gus.. Kan tadi cuma main-main. " Ucap Lila begitu ketakutan. Bahkan Khafi melihatnya hampir tak bisa menahan tawa.
"Buka mata! " Titah Khafi.
Lilapun dengan patuh membuka mata. Pandangan mereka bertemu. Untuk sesaat waktu terasa terhenti, pipi Lila semakin memerah hanya karena ditatap Khafi.
"Abang.. Udah, malu tau. " Ucap Lila menunduk menahan malu. Khafi mendekat ke telinga Lila kemudian membisikan sesuatu.
"Anna Uhibuki fillah yaa Zaujati " Bisik nya begitu terasa dalam diri Lila. Sekujur tubuh Lila begitu panas dingin. Lila sama sekali tak berani memperlihatkan wajah Lila pada Khafi, ia hanya terdiam menenggelamkan wajah nya pada dada Khafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahtera Cinta Gus Khafi
Novela JuvenilAnnasya Rafania Lila adalah gadis yang selalu dikelilingi kemewahan yang ada. Namun siapa sangka diumurnya akan menginjak 18 tahun ia harus dipaksa menikah dengan seorang Gus yang umur nya sangat terpaut jauh dari nya. Tentu Lila sangat tak terima d...