Bagian 44

1.6K 70 21
                                    


"Nayaaaaa.. " Teriak Lila begitu melihat seorang wanita bercadar tengah berjalan sembari menarik koper nya keluar dari Bandara.

Lila segera berlari menghampiri Naya. Walau Naya sedang menggunakan cadar tapi Lila masih sangat mengenal nya. Tidak hanya setahun dua tahun mereka bersama, jadi mana mungkin Lila tidak mengenal gadis itu.

"Kamu lanjut pakai cadar? " Tanya Lila begitu sampai di hadapan Naya.

"Iyaa Alhamdulillah.. Kemarin Ayah ku bilang untuk tetap lanjut, jadi aku turuti mau Ayah. Lagipula di Yaman udah sering juga. " Jawab Naya tersenyum dibalik cadar nya.

"Masya Allah, semoga istiqomah.. Do'a in aku semoga juga bisa kaya kamu. Tapi untuk sekarang aku belum bisa kalau seterusnya. "

"Pelan-pelan aja Lil.. Lagipula kalau hati belum mantap yaa ngga papa. " Sahut Naya terkekeh pelan.

Mereka berdua sama-sama berjalan keluar dari Bandara, tak jauh dari pintu keluar sudah ada Nauval tengah berdiri  menyandarkan badan nya di bagian samping samping mobil.

"Kamu sama Bang Nau juga? " Tanya Naya setelah melihat keberadaan Nauval.

"Iyaa dong.. Terus yang mau sama siapa lagi jal. " Jelas Lila terkekeh pelan.

Sedangkan Nauval yang melihat kedatangan Lila langsung berjalan menghampiri adiknya dan juga Naya.

"Sini biar saya bantu. " Pinta Nauval menarik meraih koper milik Naya.

Lila berusaha menahan diri untuk tidak tersenyum, untuk pertama kalinya Lila melihat seorang Nauval terlihat begitu kikuk di hadapan seorang wanita.

"Eh ngga usah Bang.. Saya bisa sendiri. " Tolak Naya dengan ramah.

"Ngga papa Nay.. Biarin Bang Nau yang bawa koper nya, kita cukup jadi ratu aja. " Celetuk Lila menarik koper Naya dari tangan wanita itu, setelah nya ia serahkan pada Nauval.

Selama perjalanan Lila memilih untuk duduk di samping Naya yang berada di kursi tengah, sesekali Lila berbincang dengan Naya tanpa memperdulikan sosok Kakak nya di bagian kemudi. Bisa Nauval lihat jika Naya sejak tadi hanya menunduk menanggapi ucapan Lila.

****
Mereka sampai di halaman depan rumah Lila, kedua wanita itu langsung turun dari mobil, saat Naya berniat mengambil koper nya, Buku-buku Lila menarik tangan Naya dan menyuruh Abang nya untuk membawa koper Naya masuk.

Mereka langsung di sambut ramah oleh Mama Syakila.

"Wahh ini Naya yaa? " Sapa Mama Syakila berjalan menghampiri Naya dan juga Lila.

"Assalamu'alaikum Tante.. Iyaa saya Naya, waktu itu kita pernah bertemu di Bandara. " Jelas Naya menyalimi Mama Syakila saat beliau sampai di hadapan mereka.

"Waalaikumsalam. Mari masuk nak, Papa Lila sedang ada di dalam. " Ajak Mama Syakila memegang bahu Naya.

Lila membiarkan Naya dibawa oleh Mama nya untuk menemui Papa Agam. Hingga tak lama kemudian, Nauval datang dan melewati Lila begitu saja.

"Eeehh.. Abang! " Panggil Lila memegang lengan sang Kakak sehingga Nauval harus terpaksa menghentikan langkah.

"Kenapa? "

"Coba liat tuh.. Mama sama Naya keliatan akrab. " Pancing Lila menunjuk dua wanita tersebut.

"Terus? "

"Astaghfirullah Bang Nau.. Maksud Lila, kapan mau serius nya? Nanti keburu diambil orang loh. " Gumam Lila.

"In sya Allah nanti setelah acara wisuda kalian, lagipula Abang lagi sibuk ngurus beberapa proyek sebentar lagi pernikahan kamu dengan Khafi, terus ditambah acara wisuda kamu, nanti Mama malah kecapean. " Benar juga apa yang diucapkan oleh Nauval, mereka tidak harus buru-buru apalagi Lila sebentar lagi akan menikah.

Bahtera Cinta Gus KhafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang