Bagian 42

1.8K 63 25
                                    

"Lil.. Gus Khafi punya anak? Bukan nya kata kamu istri nya meninggal sebulan setelah pernikahan mereka. Terus anak itu.. " Tanya Naya nampak bergantung perkataan nya.

Setelah bertemu dengan keluarga Lila dan berbincang sebentar, kini Naya harus kembali ke dalam Bandara untuk penerbangan selanjutnya menuju Aceh. Dan saat ini Lila tengah mengantar gadis itu.

"Beliau anak angkat Gus Khafi. Gus Khafi ngadopsi Rehan ketika umur Rehan baru satu bulan, kedua orang tua nya tidak menginginkan kehadiran Rehan, jadilah Gus Khafi mengadopsi nya. " Jelas Lila.

"Terus kamu ngga keberatan hadirnya Rehan diantara kamu dan Gus Khafi? " Tanya Naya kembali. Lila menoleh kepada Naya kemudian tersenyum.

"Apa kamu lihat aku keberatan tentang hadirnya Rehan? Jujur awal-awal aku masih agak sedikit aneh saja karena tiba-tiba Rehan muncul diantara kami. Tapi lama kelamaan aku udah mulai nyaman, dan sangat menerima anak itu. " Jawab Lila.

"Hmm.. Syukur deh kalau kamu bisa menerima anak itu. Ngga banyak wanita mau menerima anak calon suaminya, apalagi itu hanya anak angkat. Intinya aku do'ain semoga semua nya lancar yaa, Lil. " Ucap Naya tersenyum.

"Makasih yaa Nay. Aku juga do'ain semoga kamu cepet nyusul. " Balas Lila disertai godaan kecil.

"Ah kamu bisa aja. Yaudah aku masuk dulu yaa, kapan-kapan kalau ada waktu pasti aku main. Assalamu'alaikum.  " Pamit Naya berangsur memeluk sahabat nya itu.

"Iyaa Nay. Hati-hati di jalan, kabari aku kalau udah sampai di Aceh. "

"Siap." Jawab Naya setelah melepaskan pelukan mereka.

"Assalamu'alaikum." Pamit Naya.

"Waalaikumsalam."

*****
Lila sampai di rumah pada siang menjelang sore. Seluruh badan nya amat sangat letih, tapi ia harus tetap bersama keluarga nya karena saat ini Khafi sedang berada di rumah. Niatnya malam ini Khafi akan menginap dirumah, sebab tidak mungkin jika pulang karena waktu sudah semakin sore.

"Khafi.. Nanti bisa satu kamar dengan Nauval saja. Karena kamar tamu sedang kami renovasi. " Ucap Papa Agam ketika semua nya masih berada di ruang tamu.

"Iyaa Om. Tidak masalah. "

Sementara Rehan sejak tadi sudah bergelayut manja kepada Lila. Anak itu sama sekali tidak mau lepas dari Lila, setiap Lila pergi pasti akan langsung ikuti nya.

"Rehan belajar nya sampai mana? " Tanya Lila pada anak kecil di pangkuannya ini.

"Rehan masih ikut Abi ngajar aja, Mba. Kata Abi tahun depan baru Rehan akan belajar di sekolah. " Jelas Rehan.

"Ouh gitu.. Ouh iyaa Rehan kangen sama Mba ngga? Mba bawa oleh-oleh banyak loh buat Rehan. " Ucap Lila.

"Rehan kangen banget sama Mba Lila. Bahkan Abi juga kangen banget sama Mba, kadang Rehan juga denger setiap shalat nama Mba selalu di sebut. " Dengan polosnya anak itu mengadu pada Lila. Baik Khafi dan juga Lila sama memerah, semua orang yang mendengar penuturan Rehan juga langsung terkekeh.

"Udah Rehan.. Jangan buat Abi kamu tambah malu, lihat pipi nya sudah memerah. " Tegur Mama Syakila masih saja terkekeh.

"Yasudah mari kita makan, setelah segera melaksanakan shalat ashar berjama'ah. " Ajak Papa Agam mengalihkan pembicaraan agar Khafi tidak semakin malu.

*****
Malam harinya mereka semua berkumpul di taman belakang, rencananya mereka ingin membuat bakaran, itung-itung tengah merayakan kembalinya Lila.

"Rehan jangan lari jauh-jauh, Mba cape ngejar nya. " Ucap Lila baru tiba setelah lelah mengejar Rehan. Sejak tadi anak itu tidak mau diam, sementara Lila harus mengejar Rehan dari kamarnya sampai tiba di taman belakang.

Bahtera Cinta Gus KhafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang