Bagian 14

1.7K 92 6
                                    


Raut wajah Khafi berubah seratus delapan puluh derajat begitu selesai menerima telfon. Baru dua hari Khafi tidak pergi ke Pesantren tapi dia sudah dikabari sang Abi bahwa Umi nya tengah sakit.

Dan lebih membuat Khafi pusing, Umi Sofia meminta Khafi untuk membawa Lila juga ke Pesantren dan menyuruh nya tinggal. Entah bagaimana Khafi bisa meminta Lila untuk ikut bersama nya sedangkan mereka saat ini baru saja baikan, Khafi tidak ingin Lila marah tapi bagaimana dengan Umi?

"Kamu harus lakukan itu Khafi.. Ini semua permintaan Umi. " Gumam Khafi berjalan mencari keberadaan Lila.

Khafi berjalan ke ruang tamu mencari keberadaan Lila. Disana ia mendapati Lila yang tengah menonton kartun sembari memakan camilan. Ternyata Lila sudah selesai bermain game.

"Lila. " Panggil Khafi.

Lila mendongak menatap Khafi yang berada di belakang nya. Terlihat sekali raut wajah Khafi yang begitu serius, seolah ada masalah yang baru di hadapi.

"Ngapa? " Ketus Lila.

"Umii ingin, kamu ikut bersama saya ke Pesantren. " Ucap Khafi sedikit pelan. Lila berhenti mengunyah camilan nya, tak ada respon sama sekali dari Lila, wanita itu hanya terdiam sambil terus memperhatikan Khafi.

"Lila saya bicara dengan mu. " Lirih Khafi karena Lila sendari tadi hanya diam seribu bahasa.

"Oke gue mau ikut sama lo ke Pesantren, tapi dengan satu syarat. " Ucap Lila nampak begitu serius. Tapi diselingi senyuman licik.

"Apa? "

"Cerain gue setelah kita kembali dari Pesantren. " Kenapa selalu kata itu yang keluar dari mulut isterinya. Khafi memijat pelipisnya merasakan nyeri di kepala.

"Jangan harap kamu saya ceraikan! " Tegas Khafi berlalu pergi meninggalkan Lila. Terlihat jelas dari bola mata Khafi ada kilatan amarah begitu mendengar perkataan Lila barusan. Pergi dari hadapan Lila adalah satu-satunya cara yang benar agar Khafi tidak melampiaskan nya kepada sang istri.

"Baik.. Lagi pula Umi lo yang mintaa.. Jadi jangan salahin gue kalo dia akan sedih karena mantu kesayangan tidak datang menemuinya hahaha.. " Baru selangkah Khafi berjalan Lila langsung berbicara seperti itu.

"Okee.. Saya akan turuti kemauan kamu. Tapi saya juga mempunyai sebuah syarat. "

"Apa? "

"Beri saya waktu satu bulan. Kalau dalam waktu satu bulan kamu tidak mencintai saya dan juga tidak menerima saya sebagai suami kamu maka saya sendiri yang akan menceraikan kamu saat itu juga. " Tanpa fikir panjang Khafi langsung berbicara seperti itu. Khafi bahkan tidak menyadari dengan apa yang ia ucapkan barusan.

"Okee gue setuju.. " Dengan cepat Lila langsung menyanggupinya. Cuma sebulan itu hanya waktu yang singkat menurutnya, jangan kan satu bulan bahkan setahun sekalipun Lila tidak akan pernah menerima Khafi sebagai suaminya.

"Tapi.. Waktu sebulan itu kita akan habiskan di Pesantren. Jadi kamu tidak akan ada jadwal menjadi model atau apalah sebagai nya. " Ucap Khafi.

"Okee ngga masalah.. Asal gue bisa terbebas dari lo secepatnya. " Jawab Lila.

Khafi terdiam tak berniat menanggapi sama sekali ucapan Lila. Untung saja rasa cinta yang Khafi miliki lebih besar dengan rasa kesal yang Lila ciptakan. Sehingga seberapa buruk nya sikap Lila pada Khafi, Khafi pasti akan selalu memaafkan nya.

*****
Baik Lila maupun Khafi sekarang telah sampai di Pondok Pesantren milik keluarga Khafi. Ini pertama kalinya Lila melihat Pondok Pesantren. Banyak sekali santri wan dan santri wati yang berlalu lalang. Lila terus mengamati sekerumpulan santri putra yang tengah berjalan menuju kelas.

Bahtera Cinta Gus KhafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang