Bagian 33

1.9K 84 21
                                    

Ini guys buat yang minta double up. Author penuhi janji nya.
Happy Reading ✨

Di ruang makan sudah ada Nauval dan juga Papa Agam. Keduanya terlihat sedang menunggu Lila dan juga Mama nya.

"Haii Pah.. Bang.. Assalamu'alaikum. " Sapa Lila begitu sampai di samping Papanya.

"Waalaikumsalam sayang. " Jawab Papa Agam.

"Maaf Pah, jadi lama yaa nunggu Lila. "

"Ngga ko. Papa sama Abang juga baru aja keluar. "

"Yaudaah sekarang kita buruan makan. Nih Mama sudah masakin makanan kesukaan Lila. "

Acara makan mereka hanya ditemani oleh suara sendok dan juga piring. Begitu selesai makan barulah Papa Agam angkat bicara.

"Ekhemm.. Lila. Papa ingin membicarakan sesuatu dengan kamu sebentar. " Ucap Papa Agam.

"Iyaa Pah.. Ada apa? " Tanya Lila.

"Jadi gini. Dari pada kamu gini-gini saja, Papa ingin merencanakan kamu untuk mengambil kuliah, lagi pula kamu juga sudah lulus. Dan untuk tempat kamu bebas ingin disini atau luar negri. "

Lila terdiam, benar apa kata Papa nya. Lila tidak bisa seperti ini terus, ia harus memiliki kegiatan agar tidak terus memikirkan dengan Khafi dan rasa sakit nya. Lila harus bangkit. Tapi ia harus mengambil kuliah dimana? Jika di sini jelas kemungkinan akan bertemu dengan Khafi kalo di luar negri..

"Lila ngambil di luar negri ngga papa kan Pah? " Tanya Lila.

"Ngga papa dong sayang. Nanti Papa akan rekomendasi tempat yang cocok untuk kamu kuliah nantinya. " Jawab Papa Agam.

"Makasih Pah. "

Mungkin ini awal baru untuk kehidupan nya, Lila harus mampu melupakan Khafi dan move on dari kesedihan ini. Jika Khafi saja bisa mengapa Lila tidak bisa.

Bismillah Yaa Allah, awal yang baru akan segera dimulai. Gumam Lila dalam hati.

****
Semua persiapan sudah Lila siapkan dengan sempurna, tak terasa besok ia akan terbang ke negara orang, dan yang pasti jauh dari keluarga.

Yaman. Negara yang yang dituju oleh Lila sebagai tempat untuk nya kuliah. Untung saja salah satu teman Papa nya ada yang bekerja sebagai dosen di salah satu Universitas di Yaman. Jadi tidak sulit untuk Lila masuk ke sana.

"Dek.. Barang-barang nya udah ngga ada yang ketinggalan lagi kan? " Teriak Nauval datang dengan membawa begitu banyak snack dan aneka coklat di plastik besar.

"Astaghfirullah Bang. Ini jajan nya banyak banget. Koper Lila mana cukup kalo bawa barang segitu banyak nya. Dan itu, coklat? Abang mau buat Lila sakit gigi disana? " Tanya Lila heran dengan kakaknya. Jika kakaknya membawakan satu atau dua bungkus mungkin masih masuk akal, tapi ini lima pack coklat dan jajan yang begitu banyak.

"Sebenarnya di bawah masih ada lagi, dek. Cuma Abang ngga bisa bawanya. " Ucap Nauval menyerah kan jajan tadi kepada Lila.

"Ini kebanyakan. Nanti malah mubazir ihh. " Cibir Lila menerima pemberian Nauval.

"Tapi nanti disana udah ngga ada jajan kaya gini loh. "

"Yaa paling Lila cuma ngambil beberapa pack aja.. Tapi gga semua. "

"Terus sisanya? "

"Buat Abang aja, kalo ngga sedekahin untuk anak-anak panti. "

Nauval seakan ingin terharu mendengar perkataan adiknya, baru kali ini ia mendengar kata seperti itu keluar dari mulut Lila. Walau Khafi sudah menyakiti Lila, tapi tak bisa dipungkiri jika perubahan Lila sekarang karena Khafi. Dan untuk itu Nauval begitu berterima kasih padanya.

Bahtera Cinta Gus KhafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang