Alunan musik terdengar begitu keras sejak siang tadi baik Lila dan juga teman-teman nya sedang asik berpesta. Laki-laki dan perempuan semua jadi satu termasuk berpelukan bahkan juga berciuman.Namun tidak untuk Lila, gadis itu hanya duduk sendiri di pojok sambil menegak alkohol di gelas genggaman nya.
Acara mereka selesai ba'da isya, semua orang sudah mabuk termasuk Lila. Kini wanita itu berniat akan pulang.
"Guyss gue cabut.. Izinin gue besok ngga berangkat. " Ucap Lila dengan badan yang sudah sempoyongan.
"Lu balik sendiri Lil? Mending nginep aja, daripada lu nyetir sendiri. " Ucap caca sedikit tersadar.
"Ngga. Gue bakal telfon Bang Nau, suruh jemput. " Ucap Lila sambil tertawa. Dengan penglihatan sedikit kabur Lila mencari nomor Abang nya kemudian menelfon.
"Hallo Bang.. "
*****
Disatu sisi Khafi yang sejak tadi mondar-mandir di ruang tamu menunggu Lila pulang, tapi sepertinya isterinya tak kunjung pulang.Khafi melirik jam sudah pukul 8 malam sungguh dirinya benar-benar sangat khawatir. Jika tau dimana keberadaan Lila tentu sejak tadi Khafi sudah pasti akan menjemputnya.
Terdengar deringan ponsel di saku baju milik Khafi segera dilihat nya ponsel tersebut tertera nama Lila, dengan cepat Khafi mengangkat panggilan itu.
Bagaimana Khafi bisa mempunyai nomor Lila? Itu terjadi ketika Lila tengah tidur setelah shalat shubuh tadi pagi diam-diam Khafi menyimpan nomor Lila di ponselnya dan menyimpan nomor milik Khafi di ponsel Lila agar memudahkan ia untuk mengabari isterinya.
Sebenarnya sikap seperti itu tidak baik menurut Khafi, memegang benda milik orang lain apalagi sampai membukanya, tapi mau bagaimana lagi, mana mungkin Lila akan mau memberikan nomor nya kepada Khafi.
"Hallo Assalammualaikum Lila. "
"Hallo Bang.. " Terdengar suara Lila dari sebrang sana.
Rupanya Lila salah menekan nomor, bukan nya menelfon Nauval tapi malah Khafi yang ia telfon.
"Kamu dimana Lila? " Ucap Khafi begitu khawatir.
"Bang Nau jemput gue di rumah Key.. Tutt.. Tutt.. " Panggilan langsung terputus begitu saja, bahkan Khafi belum mengucapkan sepatah katapun. Khafi merasa sedikit sedih rupanya Lila berniat menelfon Nauval tapi malah tidak sengaja menelfon dirinya.
"Yasudah lah.. Setidak nya saya mengetahui keberadaan Lila. Tapi?? Dimana itu rumah Key? Akan saya tanyakan kepada Nauval saja. " Gumam Khafi segera menelfon Nauval.
"Hallo Assalammualaikum. "
"Waalaikumsalam kenapa Khaf? " Ucap Nauval dari sebrang sana.
"Saya ingin bertanya kepada mu. Apakah kamu mengetahui dimana rumah Key? "
"Rumah Key?! " Tanya Nauval.
Khafi mengerutkan kening merasa bingung dari nada Nauval terdengar sedikit terkejut.
"Iyaa. Ada apa Nau? "
"Ahh.. Ngga papa. Cuma ntar lu jangan marahin Lila yaa. Gue bakal kasi tau alamatnya Key. " Jawab Nauval mulai menjelaskan alamat Key.
"Baik lah saya mengerti. Kalau begitu saya akan menjemput Lila dulu, terimakasih Nau.. Maaf kalau saya mengganggu". Ucap Khafi.
"Santai.. Lagian buat Adek gue juga. Ntar kalo ada apa-apa langsung kabari gue. " Ucap Nauval
"Iyaa. Kalau gitu saya akan berangkat, Assalammualaikum. " Pamit Khafi.
"Wa'alaikumsalam. " Begitu panggilan terputus Khafi segera bergegas menuju rumah Key.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahtera Cinta Gus Khafi
Fiksi RemajaAnnasya Rafania Lila adalah gadis yang selalu dikelilingi kemewahan yang ada. Namun siapa sangka diumurnya akan menginjak 18 tahun ia harus dipaksa menikah dengan seorang Gus yang umur nya sangat terpaut jauh dari nya. Tentu Lila sangat tak terima d...