Bagian 6

2K 86 2
                                    


Kurang dari satu jam lagi akad, Khafi menghembuskan napas gusar. Sejak tadi Khafi amat sangat gugup, berulang kali ia terus merapalkan kalimat takbir supaya diberi ketenangan dalam hati nya.

Berulang kali Kyai Mustafa terus membimbing anak nya agar selalu tenang dan nanti ketika pembacaan akad berjalan lancar.

"Sudah.. Nak Khafi tenang saja.. " Ucap Papa Lila baru tiba dihadapan mereka.

Dengan sopan Khafi hanya menanggapi dengan senyuman.

"Mustafa! ini kita panggil mempelai wanita terlebih dahulu atau menunggu setelah akad baru dipanggil. " Tanya Papa Agam.

"Lebih baik setelah akad saja, om. " Jawab Khafi dengan cepat. Bukan apa-apa, cuma takut ketika nanti Lila turun Khafi malah terpikat akan kacantikan Lila nanti

"Jangan panggil saya om, nak, panggil saya Papa saja. Kan sebentar lagi kamu akan menjadi menantu saya. " Ucap Agam sambil terkekeh.

"Baik Paa. "

"Ouh iyaa, ada yang melihat Nauval dimana? " Tanya Agam mengedarkan pandangan mencari putra satu-satunya itu.

"Tadi saya melihat nya tengah berada di meja makan. " Jelas Kyai Mustafa.

"Astaga anak itu.. Yasudah saya pamit dulu. Assalammualaikum. " Pamit Papa Lila.

"Waalaikumsalam.

Agam menatap kesal Nauval yang tengah makan dengan lahapnya. Adik nya saja mau menikah, tapi dia? Malah asik makan saja.

"Bagus yaa.. Dicariin malah makan disini. " Ucap Papa Agam menjewer telinga Nauval layaknya anak kecil.

"Aww.. Paaa.. Sakitt.. " Rancau Nauval mengadu kesakitan.

"Habis bukanya nemenin Adik mu. Kamu malah enak makan disini. " Cibir Papa Agam mengomeli sang anak.

"Ya terus Nauval harus ngapain Paa? Kan yang nikah Lila bukan Nauval. " Jawab Nauval.

"Yaa seenggaknya temenin dia, bentar lagi Adik mu sudah punya suami.. Dan kamu jadi jarang ketemu dan bisa deket lagi kaya dulu. " Jelas Agam.

"Ngga papa Paa.. Jugaan Lila ngga kemana-mana. " Ucap Nauval tanpa menyadari apa yang diucapkan. Yaa, memang saat itu Nauval samar-samar mendengar pembicaraan antara Lila maupun Khafi.

"Maksud mu? " Selidik Papa Agam.

"Hmmm bukan apa-apa paa. Yaudah Nau nemenin Lila dulu. " Alibi Nauval langsung berlari ke kamar Lila. Agam sendiri sampai dibuat tak mengerti dengan perilaku anak nya itu.

Nauval berlari dengan cepat ke atas lalu masuk ke kamar Lila secara tiba-tiba membuat Lila yang di dalam kamar seketika terkejut.

"Hah.. Huhhh.. Anjir untung aja. " Gumam Nauval sambil mengatur napas yang sudah tersengal-sengal.

"Anj lah.. Lu kenapa si Bang?! Bikin orang jantungan aja. " Kesal Lila sambil memukul Nauval dengan bantal.

"Hampir ketauan gue. "

"Ketauan apaan? "

"Kalo lu sama suami lu, bikin perjanjian. " Jelas Nauval.

"Kamprett.. Lu denger? " Ucap Lila terkejut.

"Hehehe.. Samar-samar doang. "

"Ah elah. "

*****
"Baik semua sudah siap? " Tanya pak Penghulu ketika tiba waktunya untuk akad. Khafi yang sudah duduk di depan Papa Lila mengangguk mantap.

"Baik kalau begitu tolong jabat tangan Bapak Agam. "

"Bismillahirahman nirahim saudara Muhammad Khafi Al-Mahya bin Mustafa Ahmed Al-Mahya saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak saya
Annasya Rafania Lila binti Agam Fathul Hasyim dengan mas kawin berupa uang sepuluh juta rupiah dan juga seperangkat alat shalat dibayar tunai. " Jelas Papa Agam.

Bahtera Cinta Gus KhafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang