Pagi ini Lila sudah bersiap untuk pergi ke Pesantren, tentu di temani oleh Naya. Semua barang-barang sudah tertata dalam koper. Tapi tidak semua barang dia bawa, Lila hanya membawa beberapa barang yang menurutnya penting, sebab setelah menikah Lila memutuskan untuk kembali tinggal di Apartement miliknya dulu, memang rencana ini belum Lila utarakan kepada Khafi, tapi semoga aja niatnya ini diperbolehkan.
"Kamu nervous ngga Lil? Bentar lagi kita mau berangkat loh. " Celetuk Naya menaik turunkan alisnya bermaksud menggoda Lila.
"Sedikit.. Tapi ngga papa, udah pernah juga hehehe.. " Jawab Lila menyengir menampilkan gigi putih nya.
"Yaudah yuk kita berangkat.. Yang lain udah pada nunggu. " Ajak Naya menarik satu koper milik Lila untuk dibawanya pergi.
Lila dan Naya keluar bersamaan dari dalam kamar, semua orang sudah siap di ruang tamu termasuk orang tua Lila.
"Sudah semua nak? " Tanya Papa Agam saat Lila tiba di tengah mereka.
"Alhamdulillah udah Paaa. " Jawab Lila.
"Tapi sebentar.. Kita tunggu Kakek dan Nenek kamu juga, mereka akan ikut bersama kita. " Ucap Papa Agam membuat mata Lila langsung berbinar.
Berbicara dengan Kakek dan Nenek, Lila jadi kangen dengan mereka, sebab selama ini mereka tinggal di China sehingga Lila jarang sekali untuk bertemu dengan beliau.
"Mereka datang Paa? " Tanya Lila begitu antusias.
"Pastinya dong.. Masa cucu perempuan nya menikah, mereka tidak hadir. Dulu saja mereka tidak hadir, masa sekarang mau tidak hadir juga. " Jelas Papa Agam.
Tak selang beberapa lama, suara klakson mobil seketika mengalihkan perhatian mereka semua. Buru-buru Lila berlari keluar rumah guna menghampiri Kakek dan Neneknya.
"Nenek.. Kakek. " Teriak Lila langsung memeluk Nenek nya yang bernama Mira. Lalu dilanjut memeluk Kakek Rudy.
"Wahh cucu Nenek.. Apa kabar nak? " Tanya Nenek Mira membalas pelukan Lila.
"Kabar Lila baik Nek, Nenek sama Kakek sendiri gimana kabarnya? "
"Alhamdulillah Kakek sama Nenek baik. " Jawab Kakek Rudy.
"Paa.. Kalo gitu kita langsung saja, takut sampai sana kesiangan. " Ucap Papa Agam.
Mereka akhirnya pergi menggunakan dua mobil. Papa Agam memilih menyetir menggunakan mobil Kakek sementara Lila, Naya, Mama Syakila dan juga Nauval berada dalam satu mobil dengan Nauval yang menyetir.
Selama perjalanan Lila sesekali melirik Kakak nya melalui kaca depan. Nampak Nauval nampak melirik ke arah mereka membuat Lila terkekeh pelan.
"Ngapa Lil? " Tanya Naya saat mengetahui jika sahabatnya itu tertawa sendiri.
"Hah? Ngga ada ko Nay. "
*****
Mobil mereka sampai di kediaman Khafi, Lila fikir mereka hanya disambut sederhana saja, tapi nyata nya sepanjang pintu jalan dari gerbang sampai Ndalem sudah dipenuhi oleh para santri."Rame banget yaa Lil? " Bisik Naya sembari melirik melewati kaca mobil.
"Iyaa.. Aku juga ngga tau, padahal acara aja belum dimulai. " Jawab Lila juga ikut berbisik.
Entahlah siapa yang menyarankan hal seperti ini, tapi yang jelas Lila merasa sedikit canggung terlebih nanti mereka akan jadi pusat perhatian.
Sampai di depan Ndalem, sudah berdiri Umi Sofia dan juga Kyai Mustafa tak lupa Gus Khafi bersama Rehan, serta para sanak saudara yang Lila sendiri masih merasa sedikit asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahtera Cinta Gus Khafi
Teen FictionAnnasya Rafania Lila adalah gadis yang selalu dikelilingi kemewahan yang ada. Namun siapa sangka diumurnya akan menginjak 18 tahun ia harus dipaksa menikah dengan seorang Gus yang umur nya sangat terpaut jauh dari nya. Tentu Lila sangat tak terima d...