Bagian 51

1.7K 79 3
                                    

"Makasih Bang Nau.. Ouh iyaa gimana? Abang udah bilang? " Ucap Lila disertai bisikan kecil agar Naya yang berada di sebelah nya tidak dapat mendengar.

Nauval tak menjawab, tetapi senyuman pria itu seakan sudah menjawab semua pertanyaan Lila, hingga seseorang hadir diantara mereka.

"Ayah.. Mama.. " Panggil Naya.

"Selamat yaa nak.. Akhirnya putri Mama lulus juga. " Ucap Rara-Mama Naya memeluk tubuh anaknya.

"Makasih Maa. " Jawab Naya membalas pelukan Rara.

"Ekhemm.. Naya.. Ada sesuatu hal yang ingin Ayah sampaikan kepadamu. " Celetuk Hadi-Ayah Naya.

Mendengar itu, keduanya langsung melepaskan pelukan mereka dan kembali fokus terhadap pembicaraan yang akan disampaikan Hadi.

"Apa Yah? "

"Tadi sebelum acara tiba-tiba ada seseorang datang kepada Ayah dan membicarakan sesuatu hal tentang dirimu. " Jelas Hadi.

Kening Naya mengerut, sebenarnya apa yang ingin Ayah nya jelaskan. Mata Naya sempat melirik ke arah sang Mama, beliau hanya mengisyaratkan untuk mendengar apa yang Ayahnya ucapkan nantinya.

"Jadi gini sayang.. Ada seseorang datang, dan berniat meng khitbahmu. "

"Hah? "

Tentu Naya sangat terkejut bukan main setau dirinya selama ini Naya tidak pernah dekat dengan laki-laki. Lalu siapakah orang yang sedang berniat meng khitbah dirinya.

"Siapa Yah? "

"Beliau.. Nak Nauval, Kakak sahabat mu. " Tutur Hadi.

Naya tidak menyangka jika orang itu adalah kakaknya Lila. Bahkan mereka saja hanya bertemu dua kali ini, entah apa yang harus dijawab oleh Naya saat ini.

"Ciee calon Kakak ipar. " Goda Lila sedikit menyenggol bahu Naya.

"Lilaaa. " Gumam Naya sangat pelan.

"Yasudah.. Lebih baik kita bahas saat tiba di Indonesia nanti. " Lerai Papa Agam.

Biarlah ini menjadi rencana para orang tua, Lila hanya berharap semoga segala sesuatu yang terjadi adalah hal yang terbaik untuk mereka.

*****
Keesokan harinya Lila, Khafi dan beserta keluarga langsung terbang menuju Arab Saudi guna menemui Kakek dan Nenek Khafi. Disana mereka hanya sebentar, sebab saat ini Khafi sedang disibukan dengan rencana membuka sebuah toko minimarket yang akan menjadi usaha mereka ke depan.

Sampailah mereka di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dari sini Lila serta Khafi langsung pindah ke Apartement Lila. Semua barang milik nya juga sudah dibawa oleh para Abdi Ndalem, jadi Khafi tidak perlu lagi kembali Pesantren.

"Nak jaga diri baik-baik.. Sering main ke Pesantren yaa. In sya Allah nanti kalau ada waktu senggang Umi pasti mampir ke Apartement kalian. " Ucap Umi Sofia sebelum beliau pergi.

"Iyaa Umii.. Nanti Lila bakal sering ke Pesantren sama Rehan. " Jawab Lila tersenyum hangat.

Mertua dan menantu itu langsung saling berpelukan satu sama lain, setelah itu dilanjut mencium tangan Kyai Mustafa.

Bahtera Cinta Gus KhafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang