Bagian 47

1.9K 75 105
                                    

Lila diantar oleh Umi sofia ke depan pintu kamar yang sudah tidak asing lagi untuk Lila. Sedangkan Khafi sendiri sedang bersama beberapa teman nya, jadi tidak bisa menghantar Lila.

"Umi antar sampai sini saja yaa nak.. Koper kamu juga sudah dimasukan, kalau lelah kamu bisa istirahat sebentar, nanti setelah selesai shalat magrib acara akan dilanjut bersama para santri di sini. " Ucap Umi Sofia. Ternyata tidak hanya pagi dan juga siang, tapi juga malam. Jadi Lila juga harus menyiapkan tenaga ekstra untuk nanti malam.

"Iyaa Umi.. Makasih udah nganterin Lila. Maaf ngerepotin Umi. "

"Tidak apa-apa.. Udah buruan gih, Umi mau pergi dulu. Assalamu'alaikum. " Pamit Umi Sofia tersenyum lalu pergi meninggalkan Lila seorang diri.

"Waalaikumsalam. "

Setelah dirasa Umi Sofia benar-benar pergi, Lila kembali menatap pintu yang ada dihadapan nya. Dengan mengucap basmallah Lila memegang knop pintu lalu membuka nya.

Seketika Lila dibuat terkejut saat melihat nya, sama sekali tidak ada yang berubah dari kamar itu. Lila merasa seperti kembali di suasana yang dulu, hanya saja bedanya saat ini ruangan itu sudah dihias dengan sangat cantik.

Lila berjalan menuju meja rias, lalu duduk di kursi depan cermin. Di hadapan nya saat ini sudah ada begitu banyak alat kecantikan dan itu semua barang yang biasa Lila pakai. Lila tidak tau darimana Khafi bisa mengetahui itu semua.

"Terimakasih ya Allah, akhirnya engkau persatukan kami dalam ikatan halal ini. " Gumam Lila tersenyum memandang sebuah foto Khafi yang terpajang di sudut meja rias tersebut.

Setelah berlarut-larut dalam mengagumi apa yang ada. Lila memutuskan untuk segera mandi dan bersiap-siap menuju Masjid guna melaksanakan shalat magrib.

Tak butuh waktu lama, Lila sudah terlihat lebih segar dari biasanya. Begitu pintu kamar mandi terbuka, Lila langsung dikejutkan oleh hadirnya Khafi sedang duduk di atas ranjang sambil memperhatikan Lila dari atas sampai bawah. Untung saja wanita itu sudah memakai gamis, tapi tetap saja Lila sedang tidak mengenakan hijab.

"Astaghfirullah Abang Gus.. Sejak kapan duduk disitu? " Tanya Lila spontan.

"Sejak lima menit yang lalu. " Jawab Khafi dengan tenang.

Guna menutupi rasa canggung nya, Lila memutuskan untuk berjalan ke meja rias dan duduk disana. Kedua nya saling tatap satu sama lain, sungguh Lila masih benar-benar merasa canggung. Jika tahu Khafi ada di kamar, sudah pasti Lila akan keluar menggunakan hijab.

Disaat sedang asik melamun, Lila malah dikejutkan dengan belaian di kepalanya. Sontak saja Lila kembali tersadar, dan melihat dari pantulan cermin Khafi sedang menyisir rambutnya.

"Lila bisa sendiri Abang. " Ucap Lila berusaha mengambil sisir dari genggaman Khafi, tapi laki-laki itu malah menolak nya.

"Biar saya saja.. Setelah sekian lama, saya ingin menyisir rambutmu. " Tutur Khafi menatap Lila beberapa saat.

Lila hanya terdiam membiarkan Khafi menyisir rambutnya. Hati Lila terus berdebar tidak karuan saat tangan Khafi menyentuh kulit kepalanya. Sekitar lima menit Khafi sudah selesai menyisir rambut Lila, lalu buru-buru Lila kembali memakai hijabnya.

"Lila? " Panggil Khafi.

"Iyaa Abang Gus? "

"Kemarilah! Saya ingin bicara sebentar dengan mu. " Titah Khafi menepuk sofa sebelah tempat ia duduk.

Dengan patuh Lila berjalan dan duduk di sebelah suaminya. Keduanya terdiam sesaat sampai suara Khafi memecah keheningan diantara keduanya.

"Saya ingin tahu apa yang membuatmu menerima saya kembali? Dulu kamu bilang jika kamu akan memberitahukan alasan nya saat kita sudah menikah. Dan sekarang kamu sudah menjadi istri saya. " Ucap Khafi.

Bahtera Cinta Gus KhafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang