Bagian 29

1.8K 77 13
                                    


Di meja makan Lila duduk terdiam, sementara Khafi sibuk menyiapkan makan untuknya.

"Abang Gus udah makan? " Tanya Lila langsung membuat Khafi menghentikan kegiatan nya. Seutas senyuman terbit dari wajah tampan Khafi kemudian kembali membuat makanan.

"Apa kamu menghawatirkan saya? " Tanya Khafi tapi lebih tepat nya menggoda.

"Ngga.. Sapa juga yang khawatir, Lila cuma tanya doang. " Jawab Lila gugup langsung menepis perkataan Khafi. Bahkan saat ini Lila tidak berani menatap ke arah Khafi.

"Saya sudah makan, tadi di jalan ketika arah pulang. " Jelas Khafi tersenyum.

"Ouh.. Umi sama Abi udah pulang? " Tanya Lila.

"Udah. Sekarang tengah beristirahat. "

Setelah nya hanya keheningan yang mereka rasa, Khafi sibuk membuat makanan, sementara Lila sibuk menatap suaminya.

Khafi tidak ingin ribet dalam memasak makanan untuk isterinya. Ia hanya membuat nasi goreng telur dan kini sudah ada di hadapan Lila.

"Makan. Selagi masih hangat. " Titah Khafi sambil terduduk di hadapan Lila sembari memperhatikan isterinya yang sudah tidak mengenakan hijab itu.

"Waah kaya nya enak nih. " Gumam Lila mulai menyendokan nasi goreng ke dalam mulut.

"Iihh Anjir.. Ini enak banget. " Pekik Lila begitu nasi goreng itu masuk dalam mulutnya.

"Ehh kata-kata nya.. Ngga baik bicara seperti itu. Jika ingin memuji sesuatu maka sertai dengan Masya Allah, bukan dengan kata-kata tidak baik. " Tegur Khafi mengelus puncak kepala isterinya.

"Hehehe.. Iyaa maaf. Abis ini enak banget, baru kali ini Lila makan nasi goreng seenak ini. Abang mau? "

"Tidak. Terimakasih. Kamu saja yang habis kan. " Tolak Khafi terkekeh karena melihat ekspresi isterinya.

"Yakin? " Ucap Lila dengan jahil menyodorkan sendok berisi nasi goreng. Khafi terdiam, menatap Lila hingga detik berikutnya Khafi menarik tangan Lila membawa nya menyuapkan nasi goreng tadi ke mulut nya sendiri.

"Terimakasih. " Jawab Khafi tersenyum. Niat ingin menjahili Khafi, tapi malah membuat nya salah tingkah. Lila tertegun sebentar kemudian berdehem sedikit merubah posisi duduk guna meminimalisir rasa gugup dihatinya.

Buru-buru Lila menyelesaikan makan nya. Sungguh dirinya tidak ingin berlama-lama di tatap Khafi seperti tadi. Semenjak putus dari Steven hati Lila selalu di buat gugup oleh Khafi.

Apakah Lila sudah mulai mencintai suaminya?

Lila sendiri tidak tau, tapi yang pasti ia tidak ingin terburu-buru. Biarlah semua mengalir dengan sendiri.

"Abang Gus masuk ke kamar aja dulu, Lila mau cuci piring nya. " Ucap Lila sambil menuang sabun ke tempat cuci piring.

"Biar saya yang mencuci. " Ucap Khafi hendak mengambil piring Lila, tapi dengan cepat Lila menahan.

"Ngga usah. Buruan Abang Gus masuk ke kamar, gih. "

"Tidak mau ditemani? "

"Ngga usah, Lila berani ko. Lagi pula cuma sebentar. "

"Yasudah kalau begitu, saya masuk ke dalam. " Lila mengangguk cepat. Menatap Khafi mulai berjalan meninggalkan dirinya, Begitu Khafi benar-benar menghilang dari sana, Lila langsung menghembuskan napas gusar.

"Huftt... Gini aja bisa bikin panas dingin. " Gumam Lila mengibas-ngibaskan tangan tepat di depan wajah nya. Merasakan kedua pipi yang panas dan merona.

Bahtera Cinta Gus KhafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang