32. Penyesalan yang sia sia

3.8K 179 31
                                    

Apa kabar semua nya? semoga baik baik aja ya. Lagi sibuk banget aku tuh di real life makanya gak bisa up terus.

Oh iya, aku ngucapin selamat Imlek buat teman teman yang merayakan ya🤝🤗

Sebelum baca, vote dulu dong dan komen supaya aku makin semangat up nya. Karena komen kalian lah yang bikin aku mau up😘

Happy reading

***********

" Beraninya dia meninggalkanku! " geram seorang lelaki. Matanya sudah tampak memerah. Tangannya gemetar dan ia menyugar rambutnya ke belakang, tampak lelaki itu saat ini sedang stres.

" Jisoo, sebaiknya kau belum pergi " ucapnya lirih, lelaki itu adalah Jin.

Selama ini ia selalu merenungkan perasaannya, perkataan Taehyung, papanya, selalu terngiang di pikirin Jin.

' tidak sulit untuk Jisoo menemukan pasangan baru '

Perkataan papanya itu selalu saja berputar di kepala Jin, ada perasaan tidak rela Jin sadar akan hal itu. Namun dengan bodohnya ia berpikir bahwa perasaan itu hanya sesaat. Jin diam diam selama 2 Minggu ini selalu mengamati aktivitas Jisoo. Ia menempatkan 1 pengawal untuk menjaga wanita itu.

Lalu ia sadar untuk apa ia melakukan semua ini? hanya demi Jisoo?

' Orang yang masih menepis perasaannya padahal sudah tau perasaan apa itu, adalah orang yang sangat bodoh '

Taehyung pernah mengatakan hal itu pada Jin. Namun ia masih bersih keras. Ia menolak perasaannya. Ia benci mengakui dirinya bahwa sudah jatuh pada pesona seorang Kim Jisoo, ia benci menjilat ludahnya sendiri.

Sampai hari ini ia mendengar bahwa wanita itu akan pergi, Jin tentu syok mendengarnya. Hatinya takut, takut jika ia tidak bisa melihat Jisoo lagi. Saat ini seorang Kim Seok-jin membuang segala egonya, sekarang yang tampak hanya lelaki yang tampak rapuh.

" Sialan " Jin mengumpat saat jalanan yang ia lalui sedikit macet, ia terus mengklakson mobilnya yang membuat pengendara lain kesal namun tak urung minggir karena melihat mobil mewah yang di kendarai Jin saat ini.

" Ku mohon tunggu aku Jisoo " ucap Jin lirih. Jin semakin menambah kecepatan mobilnya, ia benar benar menggila di jalanan seakan sedang dalam perlombaan.

Tak butuh waktu lama Jin sampai di bandara. Ia langsung memarkirkan mobilnya sembarangan lalu membuka pintu mobil tanpa mematikan mobilnya terlebih dahulu, ia bahkan sudah tak peduli jika mobil seharga milyaran itu di ambil orang. Jin berlari bak orang kesetanan.

Ia mencari ke sana dan kemari, namun sosok yang ia cari tak kunjung nampak.

" JISOOOOOO!!! " teriak Jin dengan frustasi. Orang orang pun memandang Jin aneh. Jin tak peduli hal itu, yang ia pikirkan sekarang adalah Jisoo.

Jin ingin menelpon Jisoo namun dengan bodohnya ia malah meninggalkan ponselnya di kantor. Jin mulai putus asa, jantungnya semakin berdegup kencang. Ia takut, takut akan kehilangan sesuatu yang berharga.

Namun, tak lama terdengar suara bahwa pesawat menuju Beijing China telah lepas landas. Jin gagal, ia pun terjatuh berlutut dan terduduk di salah satu pilar bandara.

" AAAAKKKKHH " teriak Jin, lalu selanjutnya ia menangis dan memegang kepalanya, sangat menyedihkan.

Jisoo telah pergi, dengan membawa seluruh hatinya

" Kak aku akan selalu mencintaimu "

" Terus lah berusaha Jisoo, karena sampai kapan pun aku takkan pernah mencintaimu. Kau hanyalah wanita sampah tak tau diri "

If I Leave You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang