42. Beri aku kesempatan

2.2K 140 34
                                    

Alohaaa😘 Apa kabar kalian semua? semoga baik baik aja ya. Gimana puasa kalian selama ini? semoga lancar ya yang berpuasa. Baju lebaran udah aman belom🤭 Gak terasa sebentar lagi lebaran ya, huhu sedih udah mau siap aja ramadhan😭

Sebelum baca jangan lupa Vote dan komen dong, biar aku semangat up nya. Komen sebanyak banyaknya biar aku cepat up👍



Happy reading📖


**********



Jisoo menampik dengan kasar tangan Jin yang ada di dagunya. Ia marah dengan pernyataan Jin yang benar itu. Bukan, ia bukan marah karena Jin adalah mantan suaminya. Namun, cara mereka bisa menikah begitu membuat Jisoo malu. Kenyataan bahwa ia pernah sangat egois mendapatkan lelaki di hadapannya ini.

" Kak, bisakah jangan mengungkitnya? kakak tau memori lama itu begitu membuat aku malu sekaligus menyakitiku. aku mohon jangan bersikap seperti ini " Akhirnya Jisoo mengutarakan perasaannya dan berbicara non formal. Hati Jin begitu sakit mendengarnya.

" Jisoo,, jika aku bilang aku menyesal. Apa kau percaya padaku? " tanya Jin dengan tatapan sendunya. Jisoo tak bereaksi, ia merasa salah dengar. Jin maju selangkah lebih dekat. " Tak bisa melihatmu selama 7 tahun juga menyakitiku " ujar Jin sendu. Matanya tampak berkaca kaca. Namun ia menahan agar air mata itu tidak jatuh dan menjatuhkan harga dirinya sebagai laki laki.

Jisoo hanya dapat membeku mendengarnya, perlu waktu yang lama untuk wanita itu memberi respon atas perkataan Jin. " Kak, apa kakak sadar apa yang kakak katakan? " tanya Jisoo tak percaya.

" Aku sangat sadar Jisoo. Aku mohon maafkan aku, aku sudah banyak menyakitimu. Aku sudah menjadi suami yang buruk di masa lalu " ujar Jin seraya menggenggam tangan Jisoo. Jisoo benar benar tak percaya dengan apa yang ia dengar.

" Apa ia pernah mengalami kecelakaan makanya sikapnya aneh selama ini. Ini sesuatu yang konyol " batin Jisoo menerka nerka. Jisoo menatap tangan Jin yang menggenggam tangannya, ia segera melepaskannya.

" Ah kakak tak perlu merasa menyesal seperti itu. Untuk sikap kakak yang buruk selama menjadi suamiku, aku sudah memaafkannya saat kita resmi bercerai. Masalah itu sudah selesai 7 tahun yang lalu. Jadi, jangan membuat ku salah paham dengan sikap kakak sekarang ini, aku benar benar tidak nyaman " ucap Jisoo lalu ia berlalu pergi. Namun Jin menarik tangannya, Jisoo yang tak siap akhirnya menabrak dada bidang Jin yang keras.

Jisoo langsung mendorong tubuh Jin menjauh dan menatap mata Jin dengan kesal. Jin terkekeh melihatnya, " Jisoo,,, jadi kau sudah curiga ya maksud dari sikapku. Aku bukan hanya ingin mendapat maaf dari mu, namun aku ingin sesuatu yang lebih. " Jin maju selangkah lebih dekat. Ia membungkuk sedikit lalu mendekatkan wajahnya tepat di samping telinga Jisoo, " Aku menginginkanmu " bisiknya di telinga Jisoo.

Jisoo membelalakkan matanya. Jin kembali menegakkan badannya dan menatap Jisoo yang sedang menatapnya dengan tidak percaya. Ya, siapa yang percaya bahwa Jin yang begitu membenci Jisoo akan mengatakan sesuatu seperti itu.

" Aku ingin kesempatan kedua. Kesempatan untuk bisa bersamamu dan aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. " pinta Jin dengan lirih.

Setetes air mata turun begitu saja dari mata Jisoo. Lalu ia terkekeh tapi itu terdengar menyedihkan, " Jika saja kakak mengatakan itu 7 tahun yang lalu aku akan dengan senang hati memberikannya. Namun, 7 tahun yang aku habiskan untuk melupakan kakak benar benar menutup perasaanku agar tak ada yang masuk ke dalamnya. Aku trauma. Kakak menyakitiku untuk kesekian kalinya dengan mengatakan ini " ucapan Jisoo membuat Jin membeku. Ia menutup matanya dan akhirnya seorang Kim Seokjin mengeluarkan air mata. Ia benar benar merasa bersalah pada Jisoo, menyesal karena terlambat menyadari perasaannya. Ah ia bukannya tidak menyadari ia bahkan sudah menyadarinya dulu, namun ia begitu malu mengakuinya. Ego nya begitu tinggi, hingga ia harus kehilangan wanita yang begitu tulus mencintainya.

If I Leave You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang