36. Takdir yang kejam

2.4K 151 35
                                    

Halo aku balik lagi ni. apa kabar kalian hari ini? semoga baik baik aja ya.

Terima kasih yang sudah komen dan vote dan chapter sebelumnya. Aku bener bener seneng liat komen kalian satu persatu😘

Sebelum baca jangan lupa Vote dan komen sebanyak banyaknya supaya aku cepat up ya🤝



Happy reading📖

***********

Jisoo saat ini sedang berbelanja keperluan bayi bersama kakaknya, ia yang mendorong troli di buat gemas dengan baju baju juga mainan bayi. Jisoo merasa senang seakan ia berbelanja untuk anaknya. Sowon yang sedang melihat baju baju bayi sesekali meminta pendapat Jisoo.

" Bukankah ini sangat lucu? tapi ini ukuran anak 6 bulan " ucap Sowon seraya memegang baju bayi dan memeriksa kelembutan kainnya.

" Ya belikan saja kak, kan bisa di pakai kalau keponakanku sudah 6 bulan " balas Jisoo dan Sowon mengangguk lalu ia memasukkan baju itu ke dalam troli.

" Kak, padahal kau lah yang hamil namun aku juga ingin membelinya. Konyol sekali jika aku beli, untuk apa coba " ucap Jisoo terkekeh. Sowon melirik ke arah adiknya.

" Nanti kan kamu ngerasain dek " Jisoo termenung sejenak. Apakah ia bisa berada di posisi Sowon? bahkan di usianya yang 30 tahun, ia tak memikirkan sama sekali untuk menikah lagi.

" Dek " tegur Sowon, Jisoo langsung tersadar dan menatap kakaknya.

" Jangan melamun, ayo ke kasir. Kayaknya belanjaannya udah cukup, kaki kakak juga udah pegel " keluh Sowon. Jisoo mengangguk lalu ia dan Sowon berjalan menuju kasir.

" Kakak duduk saja di sana, biar Jisoo yang urus ini " Sowon pun menuruti Jisoo, ia berjalan menuju kursi yang ada di dekat kasir. Kursi itu memang di sediakan untuk ibu hamil.

Setelah melakukan pembayaran Jisoo dan kakaknya segera pulang ke rumah. Karena Sowon juga sudah letih dan meminta untuk pulang ke rumah sang papa. Karena Nam-joon tidak di rumah, maka dari itu Sowon sering di rumah papanya agar tidak kesepian dan juga agar Sowon selalu ada yang memperhatikan mengingat usia kehamilan wanita itu sudah tua. walau di rumah Nam-joon ada pelayan dan juga penjaga tetap saja akan lebih baik jika yang menjaga adalah keluarga sendiri.

" Kak mertua kakak dimana sekarang? " tanya Jisoo.

" Lagi di Amerika Jis, kalau mereka di sini pasti nginap di rumah Nam-joon buat jaga kakak " jawab Sowon. Jisoo pun menganggukkan kepalanya.

Kini sampailah mereka di rumah, Jisoo memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Para pelayan segera mengangkat belanjaan Sowon. Lalu Jisoo memberikan kunci mobil pada penjaga untuk di parkirkan di bagasi.

Di ruang tamu terlihat papanya sedang duduk sambil membaca koran. Jisoo menyapa papanya sebentar, setelah itu ia langsung naik ke kamarnya. Begitu juga dengan Sowon.

**************

Di kamar Jisoo langsung merebahkan dirinya lalu ia membuka ponselnya. Jisoo ingin menghubungi sahabat lamanya. Karena kesibukan masing masing, mereka jadi jarang kontak hanya untuk sekedar bertukar kabar. Sebenarnya Jisoo lah yang sulit untuk di hubungi. Apakah sahabatnya akan marah? ntahlah, jika ia terkena amukan, Jisoo akan pasrah menerimanya.

Sahabat yang ia maksud, siapa lagi jika bukan Bae Irene. Jisoo membuka kontak Irene lalu menekan foto profilnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
If I Leave You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang