44. Maka biarkan aku berjuang

1.6K 116 14
                                    

Halo, aku up lagi nih. Karena aku udah lama gak up jadi aku hadirkan 2 part sekaligus kali ini. Juga karena part Jinsoo di part sebelumnya sedikit banget gak sih?😂 Tapi part ini gak sepanjang part sebelumnya ya.

Adapun aku up 2 kali berkat komen kalian yang selalu support cerita ini juga vote kalian. Makasih ya bebs😘

Sebelum baca jangan lupa Vote dan komen sebanyak banyaknya supaya aku semangat up part selanjutnya🔥

Happy reading💓

*****




Jisoo sebenarnya tidak mau untuk masuk kantor. Apalagi ruangannya ada di dalam ruangan Jin, hal yang paling menyebalkan menurut Jisoo.
Tao memohon pada Jisoo untuk masuk kerja karena Jin mengancamnya akan membatalkan projek mereka jika ia tak datang juga.

Ia bisa membatalkan projek itu dengan alasan karena Jisoo adalah arsitektur di bawah naungan perusahaan Tao, jadi Jin bisa memanfaatkan itu untuk mengancam bahwa pembatalan projek adalah karena ketidakprofesionalan arsitektur perusahaan Tao yang telah di pilih.

Jisoo sudah berada di dalam mobil bersama Siwan dan ia fokus melihat jadwalnya hari ini. Ia juga melihat sisa pekerjaan dan memeriksa hasil kerja Siwan selama menghandle dirinya di kantor.

" Nona, jangan khawatir. Selama ada saya di sana, tuan Jin tidak akan mengganggu nona. Saya jamin itu " ucap Siwan yang terdengar tegas.

" Terima kasih " hanya itu yang dapat di ucapkan Jisoo untuk menghargai niat Siwan yang ingin melindunginya. Meski ia sadar, Siwan tak sepenuhnya bisa melindungi dirinya. Jin punya kuasa di sana dan mereka hanya pekerja.

" Kepalaku sudah pusing memikirkan bahwa aku harus bersama pria itu sampai projek ini selesai. Haaa betapa indahnya hidupku " ucap Jisoo dalam hati yang sebenarnya menangisi nasibnya yang begitu sial.

************

Pagi pagi sekali Jin sudah sampai di kantor. Ia terus menatap pintu ruangannya berharap orang yang ia nanti sedari tadi segera tiba.

" Mengapa ia lama sekali " ucap Jin tak sabar. Ia membuka komputernya lalu melihat cctv kantor. Dan betapa senangnya ia saat melihat Jisoo sudah memasuki perusahaan.

" Ah sayangku, karena kau sudah membangkang diriku aku sudah menyiapkan kejutan kecil untukmu " ucap Jin dengan seringaian mengerikan.

Tak butuh waktu lama Jisoo sudah sampai di kantornya. Ia hanya membungkuk sedikit ke arah Jin. Jisoo mengerutkan alisnya saat melihat ada tambahan meja di meja kerja Jin. Namun ia enggan memikirkannya dan langsung masuk ke dalam ruangannya.

Sesampainya di ruangannya, Jisoo kaget melihat mejanya telah menghilang dan menyisakan meja Siwan yang ada di sana. Ia langsung menatap Siwan, Siwan yang mengerti tatapan Jisoo juga bingung.

" Semalam meja anda masih ada nona " jawab Siwan.

" Mengapa kau disini sayang? " tanya Jin dari belakang mengagetkan mereka berdua.

" Dimana mejaku? " tanya Jisoo langsung ke intinya.

" Kau tidak lihat di meja kerjaku adalah meja kerjamu. Disini hanya ruangan asisten mu, kau tidak aku izinkan bersama pria lain di dalam 1 ruangan " ujar Jin terdengar tak masuk akal.

" Dasar gila, kembalikan meja kerjaku. Atau aku akan----- "

" Atau apa? " tanya Jin menantang seraya menunduk untuk menyamakan tinggi badannya dengan Jisoo. Ia menatap manik mata Jisoo yang bergerak gelisah, itu terasa lucu untuk Jin.

If I Leave You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang