24. Jadilah pacar sehariku✓

2.5K 136 30
                                    

Halo para kesayangannya akoh apa kabar??

Eaakkk kesayangan. Aku benar benar senang banget sama komen kalian dan jumlah vote yang sedikit demi sedikit naik jumlahnya🤧 Thank you guys😘

Jangan lupa Vote dulu sebelum baca dan sertakan komen kalo mau lanjut ya guys. Soalnya kalo gak ada komen aku malas up cepat😗

Happy reading.

***********

Sekarang keadaan hening dan mencekam. Jin menatap Jisoo rumit, sekarang ia merasakan seperti ada yang meledak ledak dalam hatinya. Jin tak pernah menduga ternyata Jisoo akan mengatakannya sekarang.

*********

Ji-sub langsung tersadar dari rasa terkejutnya namun detik selanjutnya ia mendekati Jisoo. Sedangkan Jisoo? ia menunduk seraya mengusap air matanya dengan punggung tangannya walau hal itu sia sia karena air matanya yang terus turun dengan derasnya.

" Ya tuhan, ini benar benar menyakitkan. " Ucap Jisoo dalam hatinya.

Ji-sub yang sudah di dekat Jisoo, menatap gadis itu lekat. Karena perbedaan tinggi badan, Ji-sub harus menunduk untuk memandang Jisoo. Pria itu tersenyum, lalu mengusap rambut Jisoo dengan lembut. Jisoo pun sontak mendongakan wajahnya.

Sedangkan Jin, ntahlah pria itu hanya memperhatikan keduanya dengan pandangan kosong. Jin belum tersadar dari rasa terkejutnya.

" Kau sudah lelah nak? " tanya Ji-sub yang di jawab anggukan lemah oleh Jisoo. Ji-sub pun mengusap air mata Jisoo dengan tangannya.

" Kau tau nak, kau layak dicintai dan di perjuangkan. Kau sudah tau bukan jika papa akan menyetujui perceraian kalian jika kau yang memintanya, maka sekarang kalian sudah boleh mengajukan perceraian " ujar Ji-sub tersenyum. Lalu ia melirik Jin sekilas yang tampak termenung, Ji-sub tersenyum smirk melihatnya.

" Dasar anak bodoh, utamakan-lah terus ego-mu itu hingga semuanya akan benar benar berakhir. Kau akan hidup dalam penderitaan " kesal Ji-sub dalam hatinya.

Jika boleh jujur ntah mengapa ada beban yang lepas begitu saja dari pundak Jisoo. Walau hatinya sakit namun ia merasa lega. Jisoo jadi semakin yakin jika keputusannya sudah sangat tepat.

" Aku akan mengurus perceraiannya " ucapan Jisoo langsung membuat Jin tersadar. Ia menatap tajam Jisoo lalu kemudian tertawa mengerikan.

" Ini yang aku tunggu dan mengapa tidak dari dulu. Aku senang mendengarnya " Jin tersenyum setelahnya. Hanya wajah bahagia yang terpampang di wajah Jin, namun jika di lihat lebih teliti Jin tampak tertekan karena memaksa ekspresi tersebut. Ji-sub menyadari kegelisahan dari pancar mata putranya.

Jin yang merasa aneh dengan perasaan yang berkecamuk itu langsung memilih pergi dari ruang kerja papanya. Kini tersisa lah Jisoo dan papa mertuanya yang memandangnya lekat.

" Jadi apa kau sudah mendapat pelajaran dari apa yang sudah kau lakukan nak? " tanya Ji-sub sambil memegang pundak sebelah kiri Jisoo. Jisoo pun mengangguk lemah.

" Memaksakan kehendak pada orang lain bukanlah hal baik apalagi jika itu cinta. Cinta memang indah tapi jika itu cinta yang sama sama terbalas bukan cinta yang menuntut balasan. Yang kau lakukan selama ini adalah memaksakan kehendak dan menuntut untuk di balas yang pada akhirnya hanya akan menyakiti dirimu sendiri " tutur Ji-sub yang langsung dibenarkan oleh Jisoo di hatinya.

If I Leave You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang