39. Meeting berujung kesialan

1.9K 137 28
                                    

Halo, aku up lagi nih. Cepat kan? hehehehe. Thank buat yang selalu support novel yang gaje ini. Aku seneng banget loh baca komen kalian.

Oh iya, gimana kabar kalian? semoga baik baik aja ya.

Sebelum baca jangan lupa vote dan juga komen sebanyak banyaknya supaya aku cepat up.

Happy reading📖

********

Jisoo menatap sebentar gedung pencakar langit yang ada di hadapannya. Kakinya benar benar enggan melangkah ke sana. Begitu konyol baginya, sekarang ia bekerja di perusahaan yang pernah menjadi saksi lukanya.

Memang sekarang perusahaannya lebih besar dari 7 tahun yang lalu. Tapi Jisoo ingat ia pernah di permalukan di perusahaan ini oleh Jin. Saat itu ia ingin masuk karena khawatir Jin yang tak pulang pulang ke rumah, namun baru saja akan masuk ia malah di usir secara tidak hormat oleh security. Namun Jisoo tak berhenti sampai di sana saja. Jisoo kembali datang membawa bekal dan juga ingin memberikan cincin pernikahan mereka yang sudah ia temui, padahal saat itu Jin lah yang membuangnya. Dan beruntung saat di depan gedung perusahaan, Jin baru sampai dan akan masuk ke dalam. Jisoo merasa senang akhirnya bertemu Jin, ia tak perlu menghadapi security yang selalu mengusir nya. Ternyata setelahnya Jisoo sedikit menyesal menjumpai Jin, lebih baik jika ia di usir oleh security. Jin mempermalukannya saat itu.

Flashback

" Kak Jin... " panggil Jisoo, ia segera berlari dengan menenteng bekal. Jin yang merasa terpanggil, menoleh ke belakang. Ia benci suara ini.

Jisoo yang sudah ada di dekat Jin sedikit ngos-ngosan namun ia tetap tersenyum. " Baguslah aku berjumpa dengan kakak seperti ini. Security itu berulang kali mengusir ku. Aku mengkhawatirkan kakak. Oh iya, aku juga sudah menemukan cincin yang kakak bu---- "

" Untuk apa? " tanya Jin menyela ucapan Jisoo.

" Hah? "

" Untuk apa kau menemui ku lagi? dan untuk apa kau mencari cincin itu. Aku sudah tak menginginkannya. Kau boleh pergi " Usir Jin dingin. Ia kembali melangkah namun Jisoo memegang tangannya.

Jisoo menunduk, ia sedang mati matian menahan air matanya agar tidak terjatuh. Bodohnya ia ingin memberikan cincinnya lagi, padahal Jin sendirilah yang membuangnya. Jisoo mendongak,, ia memandang wajah Jin lalu tersenyum kembali. Seolah tak terjadi apa apa.

" Kalau begitu makanlah ini kak. Ini makanan kesukaan kakak. " Jisoo menyodorkan kotak bekal ke hadapan Jin.

Jin memijat pangkal hidungnya, " Jisoo, aku sudah baik padamu. Aku tidak melakukan apapun untuk membalasmu. Tak bisakah kau biarkan aku tenang? setiap kali melihatmu rasanya darahku mendidih. Lebih baik kau pergi sekarang " gumam Jin pelan namun begitu menusuk.

" Tapi kak, aku hanya------ "

" KAU TIDAK MENGERTI?! " Jin membentak Jisoo dengan begitu keras. Alhasil, para karyawan yang sedang keluar masuk perusahaan memperhatikan mereka.

" Memang wanita tak tau malu seperti mu ini tak bisa di biarkan. " Jin memegang lengan atas Jisoo dengan kasar. Lalu ia menyeret Jisoo dengan tak berperasaan " Akan aku buat kau malu sekalian sehingga kau tak akan berani lagi menunjukkan muka ke sini lagi " Ucap Jin yang terus saja menyeret Jisoo. Jisoo hanya bisa diam tapi hatinya sungguh sakit.

Orang orang yang melihatnya merasa kasihan pada Jisoo. Tapi mereka tak dapat berbuat apa apa.

Jin langsung saja melempar Jisoo dan membuat wanita itu terjatuh beserta kotak bekalnya yang berserakan. Jisoo mendongak menatap Jin dengan deraian air mata. Bahkan ia tak sadar jika lututnya terluka, hatinya lebih sakit.

If I Leave You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang