"Kalau suasana hati kita lagi nggak baik, sesuatu hal yang manis bisa buat mood kita jadi baik lagi." Perempuan itu melemparkan senyuman manisnya pada Fairel.
"Gue nggak suka yang manis."
"Dunia ini terlalu pahit, kak. Sesekali cobain rasa manis ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEPASANG iris mata berwarna coklat dengan sedikit keabu-abuan itu memandangi daun-daun yang saling berlomba untuk jatuh ke dalam tumpukan dedauan yang sudah lebih dulu jatuh ke tanah itu dengan bantuan sang angin.
Warna jingga kecoklatan sangat identik dengan suasana sore ini, langit pun seolah mendukung dengan cara memberikan goresan warna jingganya dengan penuh estetika. Tahun pertamanya melihat musim gugur ini dengan kedua bola matanya secara langsung.
Memorinya mengingat potongan-potongan kenangan yang seharusnya sudah terkemas dan tersimpan rapih, jauh didalam hatinya. tanpa senyuman dan tanpa ekspresi lebih ia menyentuh airpods yang sudah tersumpal di kedua telinganya, lantunan musik yang sempat terhenti itu pun kembali mengalun indah.
Laki-laki itu memilih menjatuhkan bokongnya di bangku taman yang kosong itu sambil memejamkan matanya perlahan, menikmati lantunan musik yang sedang didengarnya.
Sweetness Piece
Fairel Natha Gentala, nama yang sangat familiar seantero sekolah ini. Sosok dari si pemilik nama yang memiliki rupa yang menawan dengan taburan bintang di sekitar tulang pipi hingga tulang hidungnya itu menjadi ciri khas tersendiri, rahang tegas dan mata tajamnya itu kontras dengan wajah dan sifatnya yang irit bicara.
Ia hanyalah seorang remaja laki-laki biasa yang baru saja menginjak usia legalnya tahun ini, hanya seseorang yang menyukai musik, beberapa buku, dan seni. Ia bukan anak OSIS ataupun murid yang aktif berorganisasi di sekolahnya, hanya saja ia sering diminta untuk tampil di acara-acara tertentu karena bakatnya dalam bermusik.
Seperti sekarang ini contohnya, Galaksi memohon-mohon kepadanya untuk ikut menjadi panitia MPLS murid di tahun ini, padahal seharusnya sahabatnya itu tahu bahwa ia akan menolak keras permintaan itu.
"Ayolah, Rel. Lo nggak kasihan sama gue apa? Sebagai sahabat dari waketos seharusnya lo bantu gue dengan senang hati." Bujuk Galaksi.
"Nggak, Gal. Lo tahu sendiri kan kalau gue paling males ngurus kayak gitu."
Fairel tidak mengindahkan bujukan Galaksi, tangannya sibuk mencari hoodie navy kebanggaannya di dalam lemari yang sejak tadi sulit ditemukan.
"Lo boleh ke apart gue deh." Final Galaksi.
Fairel menoleh ke arah Galaksi, sedikit tertarik dengan tawaran pemuda itu. "Serius?" Fairel menemukan hoodie navy itu, lalu memakainya dengan bertanya pada sang sahabat. Galaksi menganggukkan kepalanya antusias, sepertinya bujukannya itu berhasil. Lalu ia menyambar ranselnya dan mulai melangkah keluar, sebelum itu ia menjawab tawaran yang akan membuat sahabatnya itu berteriak kesenangan.