TR #8

4.5K 618 6
                                    

"Aku seperti terkena sihirnya. Di saat yang lain begitu susah mendekati ku, sedangkan dia dan segala kebodohannya bisa memikat ku."

{Allardyce Zenequeen}

[Tempat pengobatan, malam hari]

Third PoV

Sekitar 20 menit telah terbuang, akhirnya sang dokter keluar dan memberitahu penyakit yang di derita sang wanita. Sesuai dugaan Veronica, itu adalah demam berdarah. Dengan perawatan dan meminum obat selama beberapa hari, wanita itu akan sembuh.

"Vero, aku akan membayar uang pengobatan. Kau bisa memberikan mereka uang simpanan? Aku pikir mereka belum makan, sedangkan kita harus segera pulang. Ini sudah terlalu larut..."

Vero yang mendengar itu mengangguk setuju. Roselia benar, mereka berdua harus pulang. Veronica bahkan tidak bisa membayangkan jika nanti dirinya di sidang sang ayah dan juga kakak protektifnya.

"Ini, ambillah. Gunakan uang ini untuk membeli makan, jangan sampai mencuri lagi. Kalian dengarkan? Dan ya, ini boneka sapi yang kalian minta. Berikan pada ibu kalian ya, kakak harus pulang." Vero mengusap kepala kedua anak itu.

Keduanya mengangguk dan tersenyum senang. Kata terima kasih saja sepertinya tak akan cukup meski di lontarkan beribu-ribu kali. Mereka merekam wajah itu, para penyelamat mereka.

Dengan segera Veronica dan Roselia berlari pulang ke kediaman Duke Carlo. Kenapa Roselia tidak pulang ke tempatnya? Tentu karena permintaannya untuk tinggal sementata di terima oleh Duke Carlo.

Setelah sampai gerbang, keduanya memasuki lorong rahasia. Mengendap agar tidak ada satupun yang mengetahui kedatangan mereka. Namun sayang, sepertinya sudah takdir mereka adalah untuk selalu terpergok.

Baru ingin memasuki kamar masing-masing, sebuah suara membuat tubuh mereka membeku. Disana terlihat Duke Carlo menatap Veronica tajam dan Samuel yang menatap Roselia sama seperti ayahnya.

"Vero, Lady Roselia. Bisa jelaskan padaku apa yang kalian lakukan hingga pulang larut malam seperti ini?"

Roselia PoV

Uh.. suara Duke Carlo membuatku merinding.

Dan sekarang kami disini, di ruang kerja duke. Aku melirik Vero dan Vero juga melirikku dengan pandangan pasrah.

"Jika Allard tidak memberitahu rencana kalian untuk keluar malam, mungkin aku dan Samuel sudah tidur nyenyak."

Apa? Putra mahkota? Jadi dia mendengar percakapan ku dan Vero! Astaga, apa dia juga tau kalau tujuan awalnya untuk mencari pria tampan?

"Emm, begini ayah. Aku bersama Lady Roselia sebenarnya ini menikmati pasar malam di alun-alun kota, tapi yang kami dapat malah sebuah masalah" Ujar Vero.

Wahh, dia jujur dan berbohong disaat yang bersamaan! Aku rasa memang tak salah untuk memilih akrab dengannya. Dia orang yang baik sekaligus licik, sangat serasi denganku!

Jika kalian berpikir aku merupakan gadis suci, maka cepat hilangkan pemikiran itu. Semua orang di zaman ini adalah penjilat, menjadi seorang yang lugu diantara orang-orang seperti itu hanya memperburuk keadaan.

Transmigration? Really?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang