TR #13

2.7K 358 12
                                    

"Aku mendekatimu secara perlahan dan kau menjauhiku dengan cepat."

Veronica PoV

Lagi-lagi hari yang damai. Ini gak ada pelakor yang mau yang mau mampir apa? Gue bosen banget soalnya beberapa hari ini tuh hidup gue normal banget, kan biasanya kalo tenang tau tau ada badai besar.

Dan ternyata bener, badainya dateng.

"Vero, mau ikut dengaku?"

Wait, tumben ni anak ngajak gue jalan. Kesurupan orang baik apa gimana?

"Memangnya kau tidak ada tugas atau kerjaan? Bagaimana dengan latihan mu?" Tanya gue.

"Tidak, aku bebas hari ini. Cepatlah, dan jangan coba-coba untuk mengajak Roselia."

"Al, sepertinya kau sakit. Bukan kah lebih baik istirahat?"

"Aku baik-baik saja. Jangan banyak tanya, ikut aku."

Dia langsung nyeret tangan gue. Bener, kayanya anak ini sakit. Tapi dia ngajak jalan berdua, itu berarti dia ngajak gue date kan? Ekhem, mau PDKT kah bang? Oke deh, gue liat sampe mana dia kuat sama kelakuan orang utan kaya gue.

Sekian lama dia nyeret tangan gue, akhirnya kita sampe di suatu tempat yang gak gue tau. Tapi demi bapak gue yang ganteng, tempatnya bagus banget coy! Kalo sekarang ada hp, mungkin gue udah post foto di IG ya walaupun followers gue cuma ada 19, itupun tiga akunnya punya gue juga, haha.

Biar gue deskripsiin ya. Tempat itu penuh padang bunga terus ada satu rumah pohon disana. Udaranya sejuk banget walaupun sekarang hampir siang. Pokoknya itu tempat idaman buat menyendiri.

"Ini di mana? Dan kenapa kau mengajakku kesini?"

Dia gak ngejawab. Dia langsung duduk di rumput terus ngasih isyarat buat gue duduk di sampingnya, jangan tanya kenapa dia lebih milih rumput padahal ada rumah pohon. Ini gak kaya Allard yang biasanya, soalnya Allard yang ini kalem, bukan nyolot.

Gue pun duduk, dan ternyata dia tiduran di paha gue. Ohh, gue paham nih. Pasti abis ini bakalan ada adegan mellow. Dimana dia bakalan cerita masalah hidupnya ke gue dan berharap gue bisa ngasih solusi bagus ke dia.

"Vero, aku sangat lelah. Rasanya hidupku tak akan tenang, semua orang selalu berencana untuk membunuhku."

Ya sama lah ajg, gue juga takut kalo suatu saat nanti gue mati di tangan lo. Masa depan gak ada yang tau, bisa aja sekarang deket tau-tau besok udah jadi musuh.

"Kalau begitu keluar saja dari posisimu sebagai putra mahkota." Saran gue ngaco.

"Aku sudah memikirkan itu, bahkan aku pernah mencobanya sekali. Tapi ayah menjawab, 'bagaimana kau menyenangkan istrimu nanti?' dan aku setuju dengan perkataannya, aku ingin membuatmu bahagia." Nah kan, ayah sama anak tingkat PD-nya di atas KKM.

"Kau bisa mencari pekerjaan lain di luar kerajaan kan? Dan satu hal lagi, aku tidak akan pernah menjadi istrimu." Tegas gue ke dia.

Transmigration? Really?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang