"Tidak ada yang namanya kebetulan, yang ada hanyalah takdir yang kau sangkal."
{Veronica Claire}
•
•
•
Arina Pov
Ternyata menyambut kedatangan Duke gak akan setenang yang gue kira. Tangan gue keringet dingin ngebayangin gimana reaksi Duke nanti, apakah gue masih selamat atau enggak, tergantung gimana sikapnya nanti.
Gak berapa lama, kereta Duke Carlo sampai. Dengan perlahan dia keluar dan berdiri dengan postur tegap sempurna. Tatapannya kerasa tajam dan intens banget ngeliat gue, fix ini mah bentar lagi gue mati.
Dia jalan mendekat, tangan gue makin keringet dingin. Tapi mungkin perasaan Vero masih ada, sampe gue gak sadar kalo gue senyum tipis. Begitu sampe di depan gue, dia diem sebentar sebelum pelukan hangat yang tiba-tiba gue dapet.
"Sialan, pelukan seorang ayah emang paling bikin gue baper."
Bersmaaan dengan itu, sebuah kalimat menyusul. Membuat hati gue semakin menghangat.
"Ayah pulang, sayang."
Pelukan itu belum gue bales, tangan gue kerasa kaku. Gue pengen peluk pria di depan gue, gue pengen banget ngerasain pelukan seorang ayah.
Boleh ya, tolong.
Vero, gue minta maaf karena kurang ajar udah meluk ayah lo.
Tangan gue mulai terangkat. Mengelus punggungnya dan berkata, "ya. Selamat datang kembali, ayah."
*****
Suasana di meja makan tampak tenang dan damai. Ketakutan gue yang tadinya udah di ujung tanduk, kini lenyap gak tau kemana. Gue berinisiatif untuk memberikan nasi goreng ke Duke Carlo untuk menu utama."Ayah, cobalah ini. Aku membuatnya sendiri, katakan jika ada yang kurang."
Dia cuma ngeliatin nasgor yang gue kasih, tapi gak beberapa lama mulai dia makan. Gue yang ngerasa dia gabakal complain, mulai makan nasgor juga. Ya... Menurut gue sih rasanya gak buruk buruk banget.
Kurang lebih 15 menit kita makan siang. Para pelayan lagi ngeberesin meja makan. Sampe akhir pun Duke gak komentar apapun tentang masakan gue. Jujur gue kecewa, kalo gak komen seenggaknya puji dong. Tapi satu kalimat dari Duke selanjutnya bikin gue tegang,
"Ada yang ingin ku bicarakan denganmu."
"Baik ayah, kita akan bicara di kamarku saja."
Gue memimpin jalan menuju kamar, rasanya ko deg-degan ya? Apa gue stroke? Gak deh, amit-amit.
Sampe di kamar, gue narik tangan Duke Carlo buat duduk di sofa.
Third PoV
Duke Carlo memegang kedua tangan putrinya, menatap sendul penuh penyesalan di masa lalu.
"Makanannya enak, aku menyukainya." Duke Carlo memulai pembicaraan.
REALLY?! YES!
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration? Really?
Fantasy"The Prince" merupakan novel terpopuler saat itu. Novel itu menceritakan bagaimana perjuangan sang antagonis wanita yaitu Veronica Claire untuk mendapatkan cinta dari sang putra mahkota. Namun sayang, posisinya dengan mudah terganti oleh protagonis...