TR #29

1.3K 136 0
                                    

"Mari selesaikan cerita ini."

Third PoV

"Jessica? Oh iya, lo kan orang tua kandung mereka, lo pasti ngerasa lebih gagal dibanding gue yang cuma orang tua asuhnya Arin."

"Iya Tan, gue jadi ngerasa bersalah banget terutama ke Jessica, dia gak tau kalo Arin itu kakaknya. Apa lagi pas liat ekspresi paniknya yang dateng sambil mapah Arin."

Flashback

"MAH! TOLONGIN AKU, AKU KETEMU ARIN LAGI TIDURAN DI JALAN!" Teriak Jessica dari depan rumah.

Syakira yang mendengar itu dari dalam rumah merasa panik dan membanting pintu depan rumah.

"Cepet bawa masuk, kita taruh kamar mamah aja dulu!" Syakira ikut memapah Arin bersama anaknya Jessica kedalam kamarnya.

Setelah Arin berada di kamarnya, suami Syakira; Gerald memeriksa keadaan detak jantung Arin.

"Itu kamu ketemu Arin tiduran di jalan?" Tanya Syakira.

"Iya bu! Aku panik banget, soalnya tadi denyut jantungnya hampir gak kedengeran." Jessica menjelaskan dengan berapi-api.

"Masa sih? Mungkin dia pingsan terus jatoh ke jalan. Ngapain juga si Arin tiduran di jalan?"

"Ih aku juga gak tau mah. Terus kondisi Arin gimana?"

"Percaya aja sama ayah kamu ya, dia pasti bisa cepet bangun lagi." Itulah yang Syakira pikiran.

Sayangnya di keesokan hari ketika dia terbangun, Gerald mengatakan pada Syakira bahwa Arin dan Jessica pergi berkemah dengan teman-teman mereka yang tentu saja tidak dipercaya mentah-mentah oleh Syakira.

Flashback end

"Tapi gue juga ngerasa bersalah Sya, gue ninggalin dia di usianya yang masih kecil."

"Oh iya, itu lo kenapa sih Tan bisa pisah gitu sama Adi? Tiba-tiba jadi miskin? Ada pelakor? Apa si Adi udah gak doyan cewek lagi?"

"Heh mulut lo jaga ya, gue slepet baru tau rasa. Gini, lo tau kan bisnis dia bisa dibilang besar?" Tanya Tania yang disetujui Syakira.

"Nah ada pesaing bisnisnya yang gak suka. Gue denger pesaing bisnis ini suka main kotor dan satu-satunya orang terlemah saat itu ya Arin."

"Gue gak mau Arin terlibat sama masalah ini, jadi kita debat dan putusin buat cerai dan ninggalin dia sendiri. Meski gitu, gue gak ngelepas tanggung jawab. Gue transfer uang ke tetangga yang gue percaya buat penuhin kebutuhan Arin."

"Oh? Terus Arin gimana?"

"Kayanya itu orang titisan iblis deh. Dia ngebunuh tetangga yang gue percaya karena dia kira tetangga itu adalah keluarga gue atau Adi. Mangkanya gue stop transfer uang di umurnya yang ke-20. Berkat itu, gue buat keluarga baru dan gue denger perkembangan Arin baik-baik aja."

"Kenapa hidup kita gak ada yang tenang ya? Kenapa juga Arin harus kesusahan selama hidupnya?"

"Ya mana gue tau, tanya sendiri aja ke Tuhan Sya."

Transmigration? Really?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang