"Saatnya survive ala warga +62"
•
•
•
Veronica PoV
Hai guys! Ketemu lagi sama gue Vero.
Berhubung gue udah di depak dari rumah, saatnya bertahan hidup sendiri ala gue kaya di negara +62. Berhubung gue udah pernah ngalamin ini sebelumnya, kayanya gampang lah ya hidup sendiri disini.
Inget guys, kalo mau bertahan hidup sendiri, yang paling penting itu adalah rumah tempat kita berlindung. Jadi gue mulai cari orang yang mau jual rumahnya dengan harga murah.
Dan setelah sekian lama gue muter sampe mau gumoh, gue dapet sebuah rumah minimalis yang letaknya lumayan jauh dari kediaman ay- duke. Oh iya, buat mendukung penampilan gue yang kaya gembel gue nuker gaun yang tadi dipake sama gaun biasa. Rambut juga udah gue acak-acak biar gak keliatan kaya orang berduit tebel.
Bahaya cuy, selama gue tinggal sendirian, yang paling gue hindarin adalah keliatan kaya. Bukannya nanti dapet pujian, bisa-bisa malah dapet jambret atau minimal ya maling.
Oke, balik ke topik rumah. Pas masuk ke situ, behhh gerah betol. Tapi gue bersyukur karena harganya itu murah pake banget dan itu udah lengkap sama furnitur nya. Seketika gue bersyukur banget karena udah biasa ngebabu (bersih-bersih) rumah.
Langkah pertama adalah bersih-bersih debu yang ada di setiap furnitur pake kemoceng, gue bersihin terus sampe gue bersin-bersin. Setelah dirasa kinclong, gue mulai sapu terus gue pel pake kain lap. Jangan tanya bentuk sapunya, karena gak bisa dibilang sapu.
Dan setelah gue bersihin, ni rumah udah gak kaya rumah hantu lagi.
Tok! tok! tok!
Siapa sih? Ganggu aja. Eh tapi kenapa dia tau ada rumah disini? Padahal kan yang punya rumah disini cuma gue. Iya serius, gue gak punya tetangga.
Buat jaga-jaga gue bawa pisau kecil yang gue curi dari dapur tanpa sadar. Gue juga pake kaen sisa yang gue lilit buat jadi cadar. Setelah dirasa cukup, gue buka pintu perlahan dan ternyata banyak prajurit yang menggunakan baju besi dan seorang komandan yang sepertinya pemimpin mereka.
"Permisi, apa anda pernah melihat orang ini? Namanya Veronica Claire, dan yang memerintahkan pencarian ini adalah kakaknya yaitu tuan muda Samuel." Ucap komandan itu dengan menunjukkan sketsa ku.
Gue mulai keringet dingin. Apa Samuel gak terima kalo gue bohongin dia terus nyuruh prajurit-prajurit itu buat nangkep gue dan bawa ke dia nanti? Apa gue bakal di hukum mati dengan di penggal atau di penjara kaya Vero sebelumnya? Gak, gue gak mau.
"Maaf, saya tidak pernah melihatnya tuan. Saya hanya seorang diri disini, bukankah tuan-tuan melihat itu?" Ucap gue dengan mengubah suara agar lebih feminim.
Beberapa prajurit mengangguk setuju dan berniat pergi, tetapi sang komandan menahan kepergian mereka.
"Tunggu dulu. Apa yang terjadi pada nona? Kenapa nona menutup wajahnya?"
Bacot lo anj, gak usah banyak QnA sih!
"Em.. banyak warga yang berkata bahwa wajah saya tidak enak di pandang, jadi saya menutup sebagian wajah saya dan memilih rumah yang jaraknya lumayan jauh dari para warga lainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration? Really?
Fantasy"The Prince" merupakan novel terpopuler saat itu. Novel itu menceritakan bagaimana perjuangan sang antagonis wanita yaitu Veronica Claire untuk mendapatkan cinta dari sang putra mahkota. Namun sayang, posisinya dengan mudah terganti oleh protagonis...