"Di dunia ini gak ada yang bisa dipercaya kecuali diri sendiri."
{Arina Voltia}
•
•
•
[Trylonia, pagi hari]
Arina PoV
"Ughh... Kepala gue pusing banget."
Mata gue meneliti semua sudut kamar. Aneh, kok semua furniture jadi warna emas? Eh tunggu, sejak kapan kamar tidur gue seluas lapangan futsal?! Mungkin gue halu? Tapi seinget gue, gue mati gara-gara shock kan? Kok ini idup lagi? Apa gue punya nyawa sembilan?
Gue bangun dari tempat tidur dan berusaha cari kaca. Shit, firasat gue gak enak. Tapi di tengah pencarian, ada seorang pelayan (?) yang masuk ke kamar dan kaget ngeliat gue.
"An-anda sudah sadar nona! Syukurlah, saya pikir nona akan terus menutup mata." Ucapnya dengan sedikit terisak.
"Kau. Siapa nama mu?"
"Apa anda melupakan saya? Saya Arlene, pelayan pribadi anda." Tunggu. Arlene? Pelayan pribadi? Kaya pernah denger namanya tapi dimana?
HAH?! ANJIR, GUE BENERAN JADI VERONICA!
Gue masih inget banget. Pemeran figuran paling setia di novel itu adalah Arlene. Dimana akhirnya Vero dikurung di ruang bawah tanah untuk selamanya dan Arlene ikut menemani hingga keduanya membusuk di penjara.
Haha..
Sekarang gue harus ngapain? Nunggu waktu mati? Kayanya enggak.
"A-apa yang terjadi pada nona?" tanya Arlene yang keliatannya sedikit takut sama gue--- ah, Vero.
Sini gue jelasin. Vero bukan tipikal manusia yang senggol bacok, egonya juga gak tinggi. Tapi sifatnya yang jarang ngomong, hampir gak pernah senyum, dan tegas, itu yang bikin seluruh pekerja istana agak takut sama dia. Jujur itu adalah hal itu yang bikin gue suka sekaligus kesel sama Vero.
Terus yang harus gue lakuin sekarang apa? Gue gak tau masa depan, tapi buat sekarang tentu gue harus peranin Veronica sebaik mungkin kan? Gak mungkin tiba-tiba gue jadi manusia penebar senyum, bisa dikira sakit jiwa gue.
"Arlene, berapa umurku sekarang?"
"18 tahun nona. Ada apa? Apa karena terkejut, nona menjadi amnesia?" Ku lihat matanya yang sekarang berkaca-kaca.
Gue yang sedikit gak paham langsung tanya ke Arlene, "terkejut?"
"Iya nona. Anda pingsan setelah melihat wajah putra mahkota, dan tabib berkata bahwa anda sedikit terguncang." Jelasnya singkat.
Seketika gue langsung balik badan buat nahan ketawa. Arlene yang dibelakang gue dan cuma bisa liat punggung gue udah panik karena liat gue gemeteran.
HAHAHAHAHA, BEGO BANGET VERO! PINGSAN CUMA GARA-GARA LIAT COGAN. ANJIR, INI MAH KAYA PAS GUE LIAT LOUIS, JENO, SAMA SHAH RUKH KHAN!
"No-nona, anda baik-baik saja? Apa anda menangis?" tanya Arlene lagi.
Gue yang masih bengek cuma bisa ngasih isyarat ke Arlene buat ninggalin gue sendiri. Tadinya dia tetep mau nemenin gue, tapi gue yakinin dia kalo gue baik-baik aja.
Setelah di tinggal Arlene, gue langsung ngakak sekenceng kencengnya.
"Capek banget gue ngetawain Vero sampe ngik ngik hahaha!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration? Really?
Fantasy"The Prince" merupakan novel terpopuler saat itu. Novel itu menceritakan bagaimana perjuangan sang antagonis wanita yaitu Veronica Claire untuk mendapatkan cinta dari sang putra mahkota. Namun sayang, posisinya dengan mudah terganti oleh protagonis...