"Gue kira, gue bener-bener sendirian di dunia ini, ternyata masih ada mereka tempat gue pulang."
•
•
•
Veronica PoV
Seharusnya gue tau, kalo hidup ini gak akan selancar jalan tol.
PLAK!
Satu tamparan gue dapet dari orang yang gue sayang, ayah. Atau gue harus manggil dia duke sekarang?
"Pergi. Pergi dari sini karena kau bukan putri ku!" Ucapnya penuh penekanan.
Hahaha, iya. Gue ceroboh.
Pagi ini gue di panggil ke ruang kerja duke tanpa alasan yang jelas. Gue kira dia mau bahas problem masyarakat atau bahkan cuma pengen nanya kabar, tapi ternyata gue salah.
Dia pegang buku itu, buku harian gue. Sekarang gue nyesel dan ngerasa bego banget karena nulis diary pake huruf dan bahasa disini, karena buku itu adalah buku tentang rahasia dan sebagian alur cerita "The Prince" yang gue tulis, dan gue gak tau gimana buku itu bisa ada di tangannya.
Tapi gue punya beberapa dugaan. Yang bisa masuk ke kamar gue itu semua anggota keluarga dan dua pelayan. Pertama adalah Arlene dan kedua adalah Lyla. Gue yakin saat buku itu di ambil, semua anggota keluarga lagi sibuk-sibuknya. Lyla lagi sibuk cicipin semua masakan yang lagi dibikin koki, sedangkan Arlene... gue gak tau dia dimana.
Apa yang ngambil buku itu Arlene? Bisa jadi. Karena beberapa waktu belakangan, gue ngeliat gelagat aneh Arlene walaupun gue gak peduli awalnya. Tapi apa tujuan Arlene ngelakuin ini? Setau gue Arlene gak punya latar belakang masalah sama Vero sebelumnya. Tau dah, pusing!
"Kenapa aku harus pergi? Aku anak mu lohh."
Abis gue ngomong gitu, dia keliatan kesel banget. Loh? Apa salah gue? Bener kan, Vero itu anaknya? Dan sekarang kan yang gue pake itu raga Vero.
"ITU HANYA RAGANYA! ANAKKU TELAH MATI!"
"Lalu? Apa kau peduli pada jiwa anak mu dulu? Apa kau peduli ketika dia membutuhkan mu dulu? Apa dulu kau memperdulikannya seperti sekarang?"
"DIA SUDAH BERUSAHA MENJADI ANAK YANG BAIK DAN PENGERTIAN, TAPI KAU DIMANA?! KAU HANYA SIBUK DENGAN BERKAS-BERKAS MU! APA AKU SALAH? TIDAK."
"Kau tau? Bahkan setelah kau mengabaikannya bertahun-tahun, dia masih menganggap mu seorang ayah."
Lega, itu yang gue rasain sekarang. Akhirnya gue bisa ngeluarin unek-unek yang selama ini gue pendam. Gue gak masalah kalo nanti di bilang anak kurang ajar atau gak sopan.
"Jika anda ingin saya pergi, baiklah. Saya hanya akan membawa sebuah buku dan pakaian yang saya pakai sekarang, karena semua yang ada disini adalah milik Vero, bukan? Saya mohon undur diri duke."
Gue keluar dan langsung lari ke kamar. Gue banting pintu, kunci, dan mulai nangis. Iya, gue emang cengeng. Tapi gue juga sakit hati ketika gue di tolak orang tua sebanyak dua kali, nyesek anj. Apa dulu gue pernah idup terus gue buat dosa besar? Kayanya iya deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration? Really?
Fantasy"The Prince" merupakan novel terpopuler saat itu. Novel itu menceritakan bagaimana perjuangan sang antagonis wanita yaitu Veronica Claire untuk mendapatkan cinta dari sang putra mahkota. Namun sayang, posisinya dengan mudah terganti oleh protagonis...