TR #27

1.1K 135 4
                                    

"Not today."

Arina PoV

Perang? Ini maksudnya ngadu domba gitu? Sepemikiran gue nih ya kalo emang perangnya jadi, berarti alesan mereka perang itu gue dong?

Bisa aja mereka bilang kalo gue diculik Lucian dan kalo mau ambil gue, mereka harus perang dulu. Eh tapi kan om Rafael gak sebego itu buat nerima ajakan perang.

Tapi.. gimana kalo mereka yang nyerang duluan tanpa ngasih tau alasan? Wah, ini mah bisa di ladenin Allard cuk.

"Luc, kau tau jalan keluar?"

"Tentu saja. Aku tau tempat ini karena aku sendiri yang membangunnya."

"Lalu, pintu ini terhubung kemana?"

"Kenapa? Apa kau ingin keluar?" Lucian natap gue dengan tatapan yang- em, aneh?

"Kau bicara apa? Tentu kita harus-"

"Tidak perlu. Biarkan saja mereka hancur, kerajaan hancur, dan tempat ini hancur. Aku lelah menjadi seorang pemimpin yang melawan rakyatnya sendiri."

Lah? Ko malah nge-sad boy? Tapi gue agak kasian sih sama Lucian. Udah jadi raja di umur muda terus dikendalikan para menteri pula, capek fisik sama hati. Tapi mungkin itu emang udah takdirnya, mana bisa gue ngelawan takdir?

"Tidak bisa, ada banyak orang yang tidak boleh mati di perang itu. Jika kau tak ingin pergi, tidak masalah, aku bisa pergi sendirian."

"Orang yang tidak boleh mati? Apa yang maksud adalah Allard? Ternyata kau tidak memberiku kesempatan sedikit pun, ya?"

"Dengar, Luc. Aku, tidak pernah terlalu menyukai siapapun di hidupku. Baik seorang Allardyce ataupun Lucian, aku menyayangi kalian berdua, aku sangat menghargai semua yang telah kalian berikan untukku."

"Aku mengerti, kesampingkan masalah ini terlebih dahulu. Ikut aku, akan ku tunjukkan jalan keluarnya. Tapi sebelum itu, pastikan kau membawa senjata ringan, jangan mati terlalu cepat."

Anj, dada gue sakit.

Gini banget suka sama karakter fiksi. Jangankan wajahnya, karakter yang sesempurna dia aja gak bakal mungkin ada. Sekalinya di depan muka, bukannya seneng tapi malah bikin gue down. Soalnya gue sadar, mereka itu fiksi, begitu juga dengan sosok di depan gue ini.

"Kau menyukai ku kan? Maka temui aku di waktu dan tempat yang berbeda ya."

Find me, in another place and time.

Entah kenapa gue pengen ngomong itu ke Lucian dan semuanya. Gue tau sih gue bego sampe berharap untuk bisa hidup lagi dengan keadaan dimana mereka itu nyata, kami bernapas di udara yang sama.

*****
Samuel PoV

Arin menghilang. Kami semua tau saat Arlene datang ke meja makan dengan raut wajah yang tidak bisa dibilang baik.

"Tuan, tuan muda, putra mahkota, dan Lady Roselia. Nona menghilang, sepertinya ada yang menculiknya lagi."

Seketika meja makan hening, karena saat Arlene memberi tahu kabar itu, ada Allard yang sedang makan bersama kami.

Awalnya aku memang tak curiga sedikitpun, bisa saja anak itu tak ingin sarapan atau bahkan masih tertidur, jadi aku dan lainnya tak ingin mengganggu.

Tapi lihat lah sekarang, hal buruk kembali terjadi padanya. Apa dia tak lelah? Hidup seperti ini sangatlah merepotkan.

Transmigration? Really?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang